Situs Pugug Raharjo. DOK kebudayaan.kemdikbud.go.id
Situs Pugug Raharjo. DOK kebudayaan.kemdikbud.go.id

Mengintip Situs Pugug Raharjo: Sejarah hingga Peninggalannya

Renatha Swasty • 23 Januari 2024 15:55
Jakarta: Beberapa warga pendatang di Pugug Raharjo, Lampung tak menyangka ketika menebang hutan untuk membuka lahan justru menemukan arca. Mereka adalah Sawal, Karjo, Kodiran, Barno Raharjo, dan Sardi.
 
Temuan itu dilaporkan ke Dinas Purbakala pada 1957. Salah satu penemuan paling awal adalah arca Bodhisatwa, menampilkan era Hindu dan Buddha.
 
Setelah itu, Situs Pugung Raharjo telah menjadi subjek penelitian ahli selama bertahun-tahun. Dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud, Endjat Jaenuderajat dan peneliti lain, merupakan arkeolog pertama yang melakukan penelitian pengembangan mengacu pada kebangkitan situs warisan budaya.

Situs arkeolog yang terletak di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ini memiliki tinggalan yang cukup lengkap, dari masa praaksara, klasik (Hindu-Buddha), hingga masa Islam.
 
Tahun 1973, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional bekerja sama dengan Pennsylvania Museum University melakukan pencatatan dan dokumentasi kepurbakalaan di Situs Pugung Raharjo. Pada 1977 sampai dengan 1984, Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Lampung resmi melakukan pemugaran.
 
Menurut pandangan ahli Universitas Lampung, berdasarkan sudut pandang geologi, kawasan Taman Pugung Raharjo dibangun di atas batuan yang terbentuk dari pembekuan magma yang mencapai permukaan bumi, disebut Lava Basalt Vesikuler Formasi Sukadana. Batuan tersebut biasa disebut batu keriting karena teksturnya yang kasar dan berlubang.
 
Sebagai situs purbakala, Pugung Raharjo, Lampung, dapat menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Jarak dari pusat Kota Bandar Lampung ke Pugung Raharjo sekitar 50 km.
 
Banyak ditemukan artefak dari zaman Megalitikum (setelah 2500 SM), zaman Klasik (masa Hindu-Buddha), dan zaman Islam pada kawasan tersebut. Artefak yang ditemukan antara lain tembikar dalam dan luar negeri dari berbagai dinasti (Dinasti Han, Yuan, Song, dan Ming) manik-manik, dolmen, menhir, pisau, mata tombak, batu berongga, batu asahan, batu pipa, kapak batu, gelang perunggu, batu ukiran, dan sebuah arca tipe polinesia.
 
Peninggalan-peninggalan tersebut masih terpelihara dengan baik dan dapat dilihat oleh pengunjung di Pusat Informasi/Museum Situs Pugung Raharjo. Dengan luas sekitar 30-an hektare, situs ini memiliki sejumlah gundukan tanah dan batu berundak atau disebut Punden Berundak, yang mirip dengan piramida di Mesir.
 
Terdapat 13 buah punden yang berada di sisi barat dan timur situs. Kalian juga dapat melihat sebuah benteng parit primitif sepanjang 1,2 km yang mengelilingi situs.
 
Dulunya, parit ini diduga berisi air tampungan yang berasal dari air di sisi timur situs. Legenda mengatakan apabila mandi di air ini akan membantu menjadi awet muda.
 
Selain itu, terdapat bangunan benteng bernama Benteng Pugungraharjo dengan bentuk gundukan tanah dan kompleks batu kandang atau dikenal dengan nama batu mayat. Disimpulkan, terdapat keterkaitan kuat antara aspek geologi dan budaya terhadap pemanfaatan batu lokal untuk keperluan budaya dan kehidupan sehari-hari.
 
Itulah informasi tentang Situs Pugung Raharjo. Apakah kalian tertarik berkunjung ke sini?
 
Baca juga: Situs Purbakala Patiayam Butuh Perhatian Serius

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan