Alasan pemilihan chromebook untuk sekolah menjadi pertanyaan. Sebenarnya, kenapa Kemendikbudristek harus membeli chromebook?
Jumlah chromebook yang dibeli tidak sedikit mencapai 1,1 juta unit untuk 77 ribu sekolah. Anggaran pembelian chormebook sebesar Rp7 triliun.
"Dibandingkan laptop, tentu ini murah tapi pemanfaatannya sangat efektif untuk pembelajaran, dan dia lebih sederhana," beber Nadiem dalam YouTube Deddy Corbuzier dikutip Kamis, 12 Juni 2025.
Nadiem mengatakan chromebook tidak akan membebani sekolah saat sudah dikirimkan. Sebab, tidak perlu ada aplikasi tambahan atau layanan yang diakses dengan berbayar.
"Tinggal bisa terkoneksi dengan internet. Karena itulah kajian kami pengadaan chromebook ini untuk daerah dengan internet," tegas dia.
Baca juga: Pengadaan Laptop di Era Nadiem, 97% Sekolah Sudah Gunakan Chromebook |
Chromebook juga dapat dikontrol dengan mudah. Saat teraktivasi, chromebook bisa terkoneksi dengan gawai guru atau sistem di pemerintah pusat.
"Jadi, dipastikan bisa dilihat aktivitas chromebook itu, jadi itu benar-benar kita tahu untuk pembelajaran. Bukan untuk situs dewasa, situs judi online, karena chromebook ini dia kan terbatas," tutur Nadiem.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar menjelaskan perkara ini dimulai dari pengadaan Chromebook pada tahun 2020 yang sedianya dilakukan untuk bantuan peralatan TIK bagi satuan pendidikan, untuk pelaksanaan asesmen kompetenei minimal (AKM). Sayangnya, operating system (OS) Chrome pada Chromebook telah ditemukan sejumlah kendala karena harus menggunakan jaringan internet.
Penilaian ini tak terlepas dari uji coba pengadaan Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek pada 2018-2019. Penggunaan Chromebook dinilai tidak berjalan efektif lantaran tak semua wilayah mendapatkan akses internet.
Tim Teknis Perencanaan Pembuatan Kajian Pengadaan Peralatan TIK, selanjutnya merekomendasikan penggunaan OS lainnya yaitu OS Windows untuk pengadaan bantuan TIK terbaru. Namun, Kemendikbudristek saat itu mengganti Kajian Pertama tersebut dengan kajian baru dengan menggunakan spesifikasi Operating System Chrome/Chromebook. Penggantian spesifikasi tersebut dinilai bukan berdasarkan atas kebutuhan yang sebenarnya.
"Ditemukan adanya tindakan persekongkolan atau permufakatan jahat, dengan cara mengarahkan kepada Tim Teknis yang baru agar dalam membuat Kajian Teknis Pengadaan Peralatan TIK diunggulkan untuk menggunakan laptop dengan Operating System Chromebook," ucap Harli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id