Direktur Sumberdaya, Ditjen Dikti, Kemendiktisaintek, Sri Suning Kusumawardani mengatakan, pihaknya melihat potensi kontribusi kolaborasi sumberdaya pendidikan tiggi dalam menopang program Kampus Berdampak. Kolaborasi sumberdaya yang dikelola Direktorat Sumberdaya di antaranya terkait dosen, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dan juga kolaborasi yang melibatkan pihak-pihak atau pemangku kepentingan di bidang pendidikan tinggi.
"Direktorat Sumberdaya itu kita punya program peningkatan kualifikasi dan karier dosen. Untuk peningkatan kualifikasi kita punya beberapa program yang nanti bisa menjadi pengungkit dari Kampus Berdampak tadi," kata Suning, dalam Ngopi Bareng Kemendiktisaintek, di Gedung D Kemendiktisaintek, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
Beasiswa PMDSU
Di antara program pengungkit tersebut adalah Beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) yang sejatinya sudah berjalan sejak 2013. "Jadi program yang sudah berkelanjutan dan untuk ke depan kita akan mapping kebutuhan dosen, bahkan di perguruan tinggi swasta untuk bisa berkolaborasi dengan lulusan-lulusan yang dihasilkan dari PMDSU ini. Jadi ini kita sedang melakukan inisiasi pemintaan kebutuhan dosen di perguruan tinggi-perguruan tinggi yang kita punya," kata Suning.Selain itu, kata Suning, Direktorat Sumberdaya juga memiliki program Beasiswa Tut Wuri Handayani. Beasiswa ini mencakup program dalam dan luar negeri guna meningkatkan kualifikasi tenaga kependidikan yang menjadi tulang punggung operasional perguruan tinggi.
Apa Itu Beasiswa Tut Wuri Handayani?
Beasiswa Tut Wuri Handayani adalah beasiswa Pendidikan pascasarjana jenjang magister/doktor pada perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang diperuntukkan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), tenaga kependidikan di Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggo (LLDikti), Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) atau Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (PTN-Satker) di Bawah pembinaan Ditjen Dikti.Beasiswa Tut Wuri Handayani, kata Suning, menjadi bagian dari pengungkit program Kampus Berdampak. "Sehingga ada hal yang kita inisiasi sebagai pengungkit yaitu Beasiswa Tut Wuri Handayani," terangnya.
Kemudian terkait tenaga kependidikan, ada program pengungkit seperti joint program ke luar negeri dan juga ada pelaksanaan di dalam negeri. Lalu ada juga peningkatan kualifikasi berbentuk co-funding. Sebab, kata Suning, ia melihat potensi perguruan tinggi di luar negeri yang membuka peluang co-funding.
Dalam hal pengembangan karier dosen, Direktorat tengah melakukan review terhadap Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 44 Tahun 2024 tentang Profesi, Karier, dan Penghasilan Dosen yang diharapkan selesai pada akhir Juni 2025. Review ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan kebijakan yang ada dapat mendukung kemajuan karier dosen secara efektif.
Baca juga: Peserta Fakultas Kedokteran Paling Banyak Lakukan Kecurangan UTBK-SNBT 2025, Sampai Bayar Joki! |
Untuk peningkatan kompetensi, Direktorat Sumberdaya juga menginisiasi program berbasis Massive Open Online Courses (MOOCs) yang dapat diakses dosen dengan biaya terjangkau. Program ini mencakup pelatihan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran, psikologi pembelajaran, dan inovasi metode pengajaran.
"Misalkan untuk penggunaan AI di dalam pembelajaran, kemudian melihat psikologi pembelajaran yang terakhir seperti itu. Untuk dosen juga terus meng-update kemampuan-kemampuan di dalam inovasi pembelajaran dan dalam pelaksanaan pengembangan keilmuannya. Ini kita akan kolaborasi dengan beberapa pihak seperti Google," beber Suning.
Selain sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana juga menjadi perhatian utama. Melalui program SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dan PHLN (Pinjaman/Hibah Luar Negeri), Direktorat Sumberdaya akan memetakan kebutuhan sarana-prasarana terutama untuk perguruan tinggi negeri baru di daerah-daerah, guna mendukung pengembangan kampus berdampak secara menyeluruh.
"Jadi kita akan melakukan mapping kebutuhan-kebutuhan peningkatan sarana-prasarana tersebut. Jadi kurang lebih untuk di Direktur Sumberdaya kita kaitkan dengan Dikti Saintek Berdampak dan Kampus Berdampak," terangnya.
Seluruh program ini merupakan bagian integral dari upaya mewujudkan Dikti Saintek Berdampak dan Kampus Berdampak yang diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Baca juga: Kemendiktisaintek Kenalkan Program 'Kampus Berdampak', Apa Itu? |
Apa Itu Kampus Berdampak?
Kampus Berdampak itu adalah perguruan tinggi yang tidak hanya menghasilkan lulusan, publikasi, tidak hanya me-generate kreasi-kreasi pengetahuan baru, tapi juga kampus yang mengubah kehidupan masyarakat dan mentransformasi kehidupan masyarakat.?
Program ini menekankan pentingnya kolaborasi antarpihak melalui konsep quadruple helix, yang melibatkan akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat. Dengan sinergi ini, perguruan tinggi juga diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sehingga nantinya, perguruan tinggi dapat berperan menjadi pusat inovasi dan penciptaan solusi nyata untuk masyarakat. "Jadi ini salah satu aspek yang penting sehingga perubahan tinggi itu memang bisa membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat," ujar Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemendiktisaintek, Khairul Munadi.
Dalam hal ini, perguruan tinggi juga diharapkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi melalui berbagai riset dan pengembangan yang dilakukan. Khairul mengatakan, dalam konteks peran, perguruan tinggi diharapkan dapat segera masuk ke tahap evolusi 4.0.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id