"Indonesia, kita tidak merasa dalam ancaman dalam situasi damai saat ini, juga anggaran kita terbatas. Oleh sebab itu, tidak perlu wajib militer," kata Totok kepada Medcom.id, Jumat, 21 Agustus 2020.
Menurut Totok, mahasiswa sebaiknya diberikan wawasan bernegara untuk menciptakan rasa nasionalisme. Menurutnya, mahasiswa yang berada di kampus cukup dibekali paham bela negara secara akademik.
"Jadi dapat dipahami dan ada manfaatnya untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air dan kedisplinan," ujar dia.
Namun, jika memang bakal diterapkan, Totok berharap pelaksanaannya berjalan dalam koridor yang tepat. Bukan malah menjadikan mahasiswa sebagai angkatan militer aktif.
"Pelaksanaannya harus benar-benar dengan semangat menumbuhkan rasa nasionalisme dalam sistem demokrasi Pancasila dan kebebasan mimbar akademik di kampus. Tidak boleh program semacam ini menjadi wahana perekrutan tentara aktif, atau menciptakan kelompok paramiliter," jelasnya.
Baca: Praktisi: Pendidikan Militer di Kampus Bukan Kebutuhan Mendesak
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tengah menyiapkan program Komponen Cadangan (Komcad), yang bakal memberikan pendidikan militer kepada warga negara berusia 18-35 tahun. Program tersebut telah mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendkibud) untuk diterapkan kepada mahasiswa.
Kemenhan membuka pendaftaran rekrutmen Komcad pada 1-29 Agustus 2020. Rekrutmen dilakukan untuk memperkuat pertahanan nasional, terutama saat darurat.
Komcad disiapkan untuk pengerahan melalui mobilisasi. Tujuannya memperbesar dan memperkuat TNI dalam menghadapi ancaman militer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
