"Kita telah saling berkomunikasi dan berkolaborasi dari beberapa tahun lalu, setelah sekian lama akhirnya bisa diresmikan dengan perjanjian kerja sama ini," ucap Rektor UGM Panut Mulyono mengutip siaran pers UGM, Rabu, 9 Juni 2021.
Panut mengungkapkan, perjanjian kerja sama ini akan memperkuat relasi kedua perguruan tinggi yang telah terjalin dengan baik. Kerja sama ini membuka berbagai kesempatan bagi mahasiswa UGM. Terutama, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Teknis.
Keikutsertaan mahasiswa UGM dalam Undergraduate Study Abroad Programme di UoS dapat menjadi salah satu perwujudan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh pemerintah. "Ini alasan lain untuk bisa memiliki kolaborasi di masa mendatang," ujarnya.
Baca: UPJ Buka Prodi IUP, Ada Kesempatan Magang di Startup Luar Negeri
Ia berharap dapat melihat lebih banyak mobilitas mahasiswa dan dosen UGM ke UoS serta mahasiswa dan dosen UoS ke UGM di masa mendatang. "Dalam waktu dekat kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa UoS yang menjalankan studi di UGM," ungkapnya.
Presiden dan Vice-Chancellor UoS, Mark E. Smith mengungkapkan, pandemi covid-19 memberikan indikasi yang sangat kuat tentang betapa kuatnya dunia terkoneksi di Abad ke-21. Salah satu tugas pendidikan tinggi, adalah mempersiapkan para staf dan mahasiswa untuk dapat mengambil keuntungan dari konektivitas ini sekaligus memahami tanggung jawab dan kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Ia berharap kerja sama ini juga dapat membuka kesempatan bagi para staf dan mahasiswa di Inggris untuk belajar tentang Indonesia dan terlibat dalam aktivitas kolaboratif di masa mendatang.
"Saya yakin kerja sama ini akan menghasilkan hal-hal yang nyata dan bermanfaat," ujar Smith.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
