"Waktu nyari beasiswa itu memang kendalanya IPK. IPK saya di bawah 3, lulus itu 2,68 dan waktu studinya lima setengah tahun," cerita Vicky dalam OSC Talks di Instagram @beasiswaosc, Kamis, 21 Maret 2024.
Lulusan S1 Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu bersikeras mencari beasiswa yang cocok dengan dirinya. Terutama, dalam hal syarat administratif seperti IPK.
"Dan ketemulah Swedish Institute ini. Dan memang rata-rata kampus di Eropa sudah tidak melihat lagi standar IPK. Bahkan kerja juga biasanya begitu," beber Vicky.
Lewat beasiswa Swedish Institute, Vicky mendapatkan kesempatan kuliah di Lund University, Swedia. Ia melanjutkan studi S2 bidang sosiologi hukum.
Vicky bercerita melalui sejumlah seleksi. Mulai dari seleksi berkas dilanjutkan dengan penilaian esai.
Dia sadar betul IPK yang dimiliki bisa jadi kelemahan saat melamar beasiswa. Untuk itu, ia menunjang dirinya dengan mempercantik portofolionya.
"Saya aktif di organisasi, mungkin IPK rendah tapi saya memperdalam hal lain. Bahkan semester tujuh itu sudah siap-siap benerin CV, sambil kuliah nulis publikasi, ada publikasi ilmiah juga, rajin kirim tulisan, begitu," ungkap dia.
Meski kini telah menatap perkuliahan S2 di luar negeri, Vicky tetap berniat kembali ke Indonesia. Setelah lulus, ia ingin sekali kembali ke UGM menjadi seorang dosen.
"Cita-cita mau jadi dosen di UGM pengin jadi akademisi, jadi rektor. Walaupun orang bilang gajinya kecil, tapi saya masa bodoh dengan itu. Saya pengin mendidik, membagikan ilmu saya, mengajar mahasiswa baru," tutur dia.
Baca juga: Mahasiswa UGM Kamu Bisa Dapat Bantuan Pendidikan 2 Semester Nih, Simak Caranya! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id