Keistimewaan itu diperoleh setelah UT bekerja sama dengan Dukcapil Kemendagri terkait keterbukaan data kependudukan.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Rektor UT Ojat Darojat dengan Direktur Fasilitas Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri Gunawan.
Penandatanganan kerja sama bertepatan dengan acara pencanangan dimulainya kegiatan Dies Natalis UT ke-35 tahun atau lustrum ketujuh yang dilaksanakan di UT Convention Center (UTCC), Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, pada Senin, 20 Mei 2019.
Wakil Rektor III UT Aminudin Zuhairi mengatakan dari kerja sama tersebut, UT dapat membuka data NIK para calon mahasiswa dan mahasiswa untuk mengetahui statusnya. UT akan berkoordinasi dengan Dukcapil dalam memverifikasi data mahasiswa.
"Kami bisa mengetahui bahwa mahasiswa kami benar-benar mahasiswa. Kami bisa menjaga status keaslian mahasiswa kami," ujar Aminudin, ditemui usai penandatanganan kerja sama.
Meski memiliki akses membuka data NIK, Aminudin menjamin UT dapat menjaga kerahasiaan data pribadi mahasiswa dan calon mahasiswa. Penggunaan NIK harus sesuai arahan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kemendagri.
"Kami tidak bisa mempublikasikan data yang tidak terkait dengan kepentingan. Untuk kepentingan lain, misalnya penelitian, tetap harus meminta izin kepada Kemendagri," ujarnya.

Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat bersama Direktur Fasilitas Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri Gunawan usai menandatangani kesepakatan kerja sama (Foto:Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
Rektor UT Ojat Darojat menjelaskan, data para mahasiswa akan semakin akurat. Kerja sama ini merupakan bentuk upaya UT dalam meningkatkan pelayanan kemahasiswaan.
Kerja sama ini juga akan sangat berguna pada saat penerbitan ijazah. "Dengan terintegrasi dengan NIK, kami dapat memastikan semua penerima ijazah merupakan mahasiswa asli UT dan sudah terdaftar di Dukcapil," kata Ojat.
Kerja sama ini juga memudahkan UT mengawasi ujian mahasiswa di luar negeri dan daerah terpencil. Sebagai gambaran, pada 2018, UT memiliki 2.500 mahasiswa yang tersebar di 36 negara.
"Kami sedang melaksanakan ujian online berbasis web yang dilengkapi online proctoring (mencegah kecurangan). Jadi kami tidak perlu lagi mengirim pengawas. Cukup menggunakan smartphone atau laptop yang sudah terhubung dengan jaringan. Kemudian, ditambah perangkat lunak untuk pengenal wajah, sehingga data mahasiswa akan langsung keluar di Dukcapil untuk memastikan bahwa benar dia mahasiswa kita," katanya.
Tak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, NIK pun berfungsi untuk melihat status para dosen. Hal itu bertujuan untuk membangun ekosistem kependudukan berbasis internet.
UT tercatat sebagai perguruan tinggi kelima yang melakukan kerja sama dengan Dukcapil untuk memanfaatkan data kependudukan. Sebelumnya sudah ada Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), UNS, Undip, dan UGM.
"Kami berterima kasih karena telah diberi kepercayaan oleh UT. Hal ini memacu kami untuk semakin menyempurnakan data-data yang kami bangun," ujar Gunawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News