Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo (Nino) mengatakan saat ini semakin banyak sekolah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka. Tahun 2022, lebih dari 140 ribu sekolah mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Alhamdulillah di luar ekspektisi sudah ada lebih 140 ribu sekolah, hampir 150 ribu yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ini," kata Nino dalam siaran YouTube BSKAP Kemendikbudristek, Selasa, 7 Juni 2022.
Dia memaparkan jumlah ini melonjak tajam dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun 2021, baru ada 2.500 sekolah penggerak dan 900 SMK Pusat Keunggulan yang menjalankan Kurikulum Merdeka.
"Artinya mereka melihat kurikulum baru ini sebagai kesempatan meningkatkan kualitas pembelajaran," beber dia.
Nino menyebut melihat angka sekolah yang ingin menjalankan Kurikulum merdeka sangat fantastis. Dia megatakan guru dan kepala sekolah sangat antusias terhadap Kurikulum Merdeka.
"Ini menjadi kesempatan juga memberikan pembelajaran yang berkualitas melalui Kurikulum Merdeka," ujar dia.
Nino mengatakan dorongan untuk menggunakan Kurikulum Merdeka bukan sebagai tujuan. Namun, lebih penting lagi Kurikulum Merdeka bisa menjadi cara mencapai pendidikan berkualitas.
"Pergantian kurikulum bukan sebagai tujuan, tapi sebagai cara, jalan, kendaraan untuk mencapai apa yang kita inginkan, yaitu cita-cita menyediakan kesempatan belajar berkualitas bagi anak-anak kita," ujar Nino.
Baca: Kurikulum Merdeka Disebut Memberikan Ruang Kembangkan Potensi Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
