"PMP sedang dikaji. Sudah final, tapi harus ada diseminasi," katanya kepada awak media saat di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat, 30 November 2018.
Kajian itu akan dilakukan dengan menggelar seminar bersama sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya dengan Pusat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang (UM).
"Kita adakan rangkaian seminar dengan perguruan tinggi yang kita anggap memiliki sumber pakar yang Pancasila untuk merumuskan secara detail. Supaya betul-betul sesuai dengan maksud disempurnakannya mata pelajaran pendidikan Pancasila," ujarnya.
Muhadjir menjelaskan, PMP yang tengah dikaji saat ini berbeda dengan PMP pada era Orde Baru. PMP saat ini direncanakan akan lebih konkret dalam hal penanaman nilai-nilai ke-Indonesia-an salah satunya yakni mengajarkan etika.
"Porsinya mungkin akan kita bedakan. Porsi terbesar untuk TK, SD, SMP itu Pancasila, penanaman nilai. Untuk SMA/SMK sudah pada level kewarganegaraannya," ujarnya.
Baca: Mendikbud Pastikan PMP Berbeda dengan di Zaman Orba
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berwacana mengembalikan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sebagai mata pelajaran di sekolah untuk memperkuat penerapan nilai Pancasila. Meski begitu, kehadiran PMP tak serta menghapus keberadaan pendidikan karakter yang sudah ada sebelumnya.
“Pendidikan karakter bisa dimasukkan jadi sub bagian pembelajarannya (PMP) kan bisa masuk di sana,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso.
Pelajaran pendidikan karakter, menurut Ari, masih penting diajarkan di sekolah. Harus ada kajian lebih lanjut mengingat Pendidikan karakter sangat penting untuk menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News