Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mengenal Definisi Teks Eksplanasi, Ciri, Struktur, dan Contoh

Medcom • 06 September 2022 12:51
Jakarta: Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa, dengan memuat jawaban-jawaban atas pertanyaan ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ peristiwa tersebut terjadi. Teks eksplanasi sering ditemui dalam tulisan-tulisan berita yang mengabarkan kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lain-lain.
 
Ciri-ciri teks eksplanasi akan selalu memuat hubungan dan proses sebab akibat dalam peristiwa yang terjadi.

Berikut Ciri-ciri Teks Eksplanasi:

  1. Informasi yang diberikan berdasarkan fakta (faktual)
  2. Membahas fenomena ilmiah atau yang berhubungan dengan sains
  3. Bersifat informasional dan tidak berusaha mengelabui pembaca agar mempercayai apa yang sedang dibahas
  4. Fokus pada hal umum (non-manusia). Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dll.

Kaidah Bahasa yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Teks Eksplanasi: 

  1. Menggunakan kalimat pasif
  2. Menggunakan konjungsi kasual dan waktu
  3. Memuat istilah ilmiah
  4. Menggunakan kata kerja material dan rasional
  5. Bersifat informatif
Sebuah teks dapat dikategorikan sebagai teks eksplanasi jika memiliki struktur sebagai berikut:
Pernyataan umum atau Identifikasi Fenomena  Teks eksplanasi memberikan gambaran umum tentang fenomena/peristiwa alam yang sedang dibahas. Poinnya adalah dapat menunjukkan proses bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi.

Rangkaian kejadian

Fenomena yang akan dibahas sudah diketahui secara umum, maka pada bagian ini akan dibahas penyebab dan akibat dari fenomena tersebut. Sebab dan akibat dapat dijelaskan dalam beberapa paragraf. Bagian ini juga disebut deretan penjelas. 

Interpretasi 

Penafsiran teks eksplanasi dapat disebut verifikasi atau kesimpulan. Pembaca dapat memberikan umpan balik atau komentar tentang fenomena yang tercakup dalam teks.
 
Contoh teks eksplanasi melansir dari laman Ruangguru.com:

Banjir

Kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Banjir merupakan fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS).

Penyebab banjir diyakini berasal dari dua sumber, yakni alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan tinggi, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang.
 
Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.

Penyebab Alami Banjir

Erosi terjadi akibat  perubahan tata guna lahan, sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi  berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi pemukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.

Penyebab Banjir karena Faktor Sosial (Manusia)

Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali.
 
Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan.
 
Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.  Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah.
 
Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.  (Annisa Ambarwaty)
Baca juga:  Jangan Salah Lagi, Begini Penulisan Gelar Akademik yang Benar Menurut EYD


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan