Apa itu hard skill?
Hard skill merupakan keahlian atau keterampilan bersifat teknis yang diperlukan dalam keberhasilan suatu pekerjaan. Biasanya hard skill bersifat lebih spesifik yang diperoleh melalui program pendidikan dan pelatihan formal, termasuk kuliah, magang, kelas pelatihan jangka pendek, kursus online, dan program sertifikasi, serta pelatihan di tempat kerja.Hard skill dapat mencakup pengetahuan dan kemampuan khusus yang bisa dipelajari, didefinisikan, dievaluasi, dan diukur. Jenis kemampuan ini paling sering disoroti ketika proses perekrutan dan wawancara untuk membandingkan antar kandidat pelamar kerja.
Bahkan, beberapa perusahaan dapat menguji hard skill kandidatnya untuk memastikan mereka benar-benar dapat melakukan hard skill yang dicantumkan dalam resume atau CV mereka. Tak sampai di situ, setelah memiliki pekerjaan, perusahaan dapat mengevaluasi kembali hard skill karyawan untuk keperluan perpanjangan kontrak kerja atau kenaikan pangkat.
Berdasarkan data dari LinkedIn, berikut contoh hard skill yang paling banyak diminati perusahaan:
- Pengkodean Dasar
- Manajemen proyek
- Google Analytics
- Pemasaran Digital
- Pembelajaran mesin
- Komputasi awan
- Blockchain
- Pengembangan Aplikasi
- Kecerdasan buatan
- SQL (Bahasa Kueri Terstruktur)
- Akuntansi
- Audit
- Teknologi otomotif
- Operasi Perbankan
- Manajemen Basis Data
- Desain
- Pemrograman Python
- Manajemen proyek
- Penulisan Proposal
- Pengoperasian Perangkat lunak
- Pemasaran media sosial
- Spreadsheet
Apa itu soft skill?
Soft skill merupakan kemampuan yang cenderung subjektif. Keahlian ini digambarkan sebagai atribut dan ciri kepribadian yang berdampak pada interaksi interpersonal dan produktivitas.Biasanya soft skill identik dengan kecerdasan emosional (EQ). Selain itu, kemampuan ini juga dapat dipengaruhi oleh empati seseorang. Dilansir dari LinkedIn, terdapat lima contoh soft skill yang paling dibutuhkan di tempat kerja:
- Kreativitas
- Persuasi
- Kolaborasi
- Kemampuan beradaptasi
- Kecerdasan emosional (EQ)
Meski berbeda, hard skill dan soft skill tetap penting di tempat kerja. Hard skill dan soft skill memiliki perbedaan utama. Hard skill biasanya dapat dipelajari melalui langkah-langkah konkret. Melalui sudut pandang instruktur atau manajer, mengajari seseorang cara membuat kode adalah proses lebih mudah ketimbang mengajari mendengarkan dan berkomunikasi efektif dengan klien.
Sementara itu, soft skill tidak dapat dipelajari dengan hafalan sehingga melibatkan kecerdasan emosional dan empati. Hal ini kerap kali membuat kemampuan ini lebih rumit untuk dipelajari.
Pada intinya, hard skill dan soft skill sangat penting untuk kesiapan karier. Apabila kamu telah memiliki keduanya, Sobat Medcom dapat memperhatikan hal-hal berikut sebelum melamar pekerjaan:
1. Fokus pada keterampilan yang paling relevan
Saat mencari pekerjaan, penting menyertakan keterampilan dalam resume dan lamaran kerja yang sesuai dengan lowongan pekerjaan tersebut. Keterampilan yang diinginkan perusahaan, baik hard skill maupun soft skill biasanya dicantumkan pada bagian persyaratan kandidat karyawan di poster lowongan kerja.2. Sorot skill sesuai dengan kualifikasi pekerjaan
Mulailah dengan menyoroti keterampilan atau skill yang paling cocok dengan persyaratan kerja dalam materi lamaran kerja kamu.3. Sesuaikan kualifikasi Anda dengan pekerjaan
Bukan hanya skill yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan, tetapi juga kualifikasi pekerjaan tersebut, misalnya kriteria usia, pendidikan terakhir, dan domisili sebagainya.Sobat Medcom dapat menelusuri situs web pemberi kerja untuk mengetahui informasi tambahan yang mungkin tidak dimasukkan ke dalam poster atau brosur lamaran pekerjaan. (Jessica Gracia Siregar)
Baca juga: Apa Itu Soft Skill? Ini Pengertian, Contoh dan Cara Meningkatkannya |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id