Secara umum, alat komunikasi tradisional menekankan proses menyampaikan pesan dari media yang berbeda secara sederhana untuk membantu kelangsungan hidup manusia. Bentuk komunikasi tradisional antara lain adalah tanda, simbol, suara, dan gerakan.
Dikutip dari laman Gramedia, alat komunikasi tradisional diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan berinteraksi dengan manusia lain. Para ahli mengemukakan bahwa komunikasi dimulai saat manusia hadir di bumi.
Alat komunikasi tradisional diyakini memiliki usia yang nyaris sama tuanya dengan tercatatnya kehidupan manusia. Pada perkembangannya, alat komunikasi terkait erat dengan letak geografis, adat istiadat suku setempat, dan peradaban.
Di Indonesia sendiri, beberapa alat komunikasi tradisional hingga kini tetap lestari digunakan oleh masyarakat desa yang masih kental dengan kearifan lokal. Lalu, apa saja contoh alat komunikasi tradisional
Beragam alat komunikasi tradisional dan sejarahnya
1. Asap
Dikutip dari Dunia Komunikasi dan Gadget karya Syerif Nurhakim, asap merupakan salah satu alat komunikasi tradisional yang digunakan masyarakat di beberapa belahan dunia. Mulai dair suku Indian di Amerika, bangsa Yunani, dan para tentara pada zaman Cina Kuno.
Kepulan asap yang bentuknya unik merupakan penanda dengan makna tertentu yang hanya dipahami kedua belah pihak, baik pengirim maupun penerima pesan.
Asap awalnya dianggap solusi komunikasi jarak jauh manusia lantaran dinilai lebih cepat disampaikan dibanding jasa atau perantara pelari pesan. Penyampaian pesan dengan asap ini dilakukan secara estafet, melalui satu menara ke menara yang dituju.
Asap sebagai alat komunikasi tradisional memiliki kelemahan. Salah satunya, sifat asap yang tidak dapat bertahan lama. Bentuk kepulan asap juga mudah berubah sehingga berpotensi membuat penerima pesan keliru dalam menerjemahkan informasi yang diterima.

Lukisan Frederic Remington yang menunjukkan bagaimana orang Indian zaman dulu menggunakan sinyal asap untuk berkomunikasi. Foto: Amon Carter Museum, Fort Worth
2. Beduk
Beduk merupakan alat komunikasi tradisional yang bentuk dan metode penggunaanya serupa dengan gendang. Beduk masih sering ditemukan di halaman depan masjid karena fungsi orisinalnya adalah sebagai alarm salat.
Meskipun kerap diidentikan dengan budaya Islam, arkeolog Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono meyakini beduk sudah digunakan manusia prasejarah. Tepatnya sejak zaman perunggu.
Salah satu peninggalan pada masa itu adalah nekara yang dipakai saat upacara religius. Nekara pun dipercaya sebagai awal mula adanya beduk.
3. Kentungan
Tak jauh berbeda dengan beduk, kentungan merupakan alat komunikasi tradisional yang metode penggunaanya adalah dipukul. Bahan utama pembuatan kentungan adalah bambu atau kayu, begitupun dengan alat pemukulnya.
Kentungan orisinal berbentuk silinder atau tabung dengan bagian tengah berlubang sehingga membuat pantulan bunyi yang dihasilkan semakin nyaring. Kentungan dibunyikan untuk menyatakan tanda waktu atau tanda bahaya ataupun untuk mengumpulkan massa.
4. Lonceng
Lonceng adalah alat komunikasi tradisional yang menggunakan bunyi. Lonceng berbentuk seperti cangkir berongga yang terbalik dan berbahan dasar logam. Pada bagian berongga terdapat bandul yang menggantung, sehingga bunyi akan dihasilkan dari benturan dua logam yakni bandul dan badan lonceng.
Sama seperti kentungan, lonceng digunakan sebagai penanda waktu atau untuk mengabarkan sesuatu. Selain itu, lonceng juga ditemui di beberapa tempat ibadah untuk ritual keagamaan seperti di vihara, klenteng, dan gereja.
5. Telegraf
Telegraf adalah alat komunikasi tradisional pertama yang mulai memanfaatkan aliran listrik. Sama seperti alat komunikasi yang telah disebutkan sebelumnya, alat ini memanfaatkan sistem signal untuk berkomunikasi.
Telegraf ditemukan oleh seorang penemu asal Amerika Serikat, Samuel FB Morse, bersamaan dengan pengembangan kode sandi morse yang menjadi bahasa resmi telegraf.
Telegraf kerap disebut sebagai penemuan revolusioner karena menjadi dasar bagi pembaruan alat komunikasi yang kini kita gunakan. Melalui transmisi sinyal listrik, telegraf awalnya mampu mengirimkan pesan sejauh 32 kilometer dengan lebih akurat atau tepat sasaran.
Pesan yang dikirimkan belum berupa huruf alfabet melainkan hanya titik dan garis yang dikenal dengan sebutan kode morse.

Alat sandi morse yang kerap dipakai di era awal pengembangan telegraf. Pixabay
6. Batu dan prasasti
Manusia mencoba mencatat peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka dengan lebih sistematis, dan tulisan merupakan solusi dari visi tersebut. Dengan tulisan, informasi akan bertahan lebih lama dan dapat dimengerti pembaca maupun penerus.
Pada masa manusia mulai mengenal tulisan, alat komunikasi tradisional mulai berkembang. Manusia pun mencari media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan tulisan mereka.
Salah satu alat komunikasi tradisional yang dianggap kokoh dan mudah dibawa dalam perjalanan jauh oleh pembawa pesan adalah batu.
Saat mempelajari sejarah, kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki peninggalan penting berupa prasasti. Prasasti adalah batu yang yang dibubuhkan deretan tulisan tangan manusia yang memuat pengumuman penting.
7. Burung Merpati
Catatan sejarah menemukan burung merpati sebagai salah satu alat komunikasi tradisional yang bisa diandalkan. Burung merpati merupakan unggas yang dikategorikan cerdas dengan daya ingat yang tajam, kemampuan navigasi yang baik, dan kecakapan untuk kembali lagi ke sangkar asalnya meski telah menempuh perjalanan panjang.
Selain itu, merpati merupakan burung yang mudah dilatih. Pada banyak perang penting, burung merpati bertindak sebagai juru kunci yang menyelamatkan sekaligus mematikan.
'Tukang pos' berbulu ini bertugas mengantarkan surat yang berisi pesan, misi, atau strategi rahasia kepada penerima.
8. Telepon Kaleng
Alat komunikasi tradisional yang satu ini membutuhkan dua kaleng yang dihubungkan bagian bawahnya dengan seutas benang berukuran 5-10 meter. Pengirim pesan hanya perlu berbicara melalui satu sisi kaleng yang terbuka, sementara penerima pesan harus mendekatkan sisi kaleng lain yang terbuka ke telinganya.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah tali yang menghubungkan kedua kaleng harus tegang. Kedua kaleng harus saling menarik agar suara dapat merambat dari satu kaleng ke kaleng lainnya.
9. Daun Lontar
Daun lontar memiliki fungsi yang sama seperti batu sebagai alat komunikasi tradisional yaitu media untuk mencatatkan informasi. Daun lontar perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum dibubuhkan goresan tangan. Masa daun lontar memang jauh lebih ringan daripada batu, tapi ketahanannya tidak kuat seperti batu.10. Lukisan zaman purba
Pada zaman purba, orang-orang menggunakan lukisan sebagai alat untuk berkomunikasi. Lukisan digunakan untuk menceritakan sebuah kejadian pada waktu itu yang dialami oleh seseorang.
Biasanya orang-orang pada zaman purba melukis apa yang mereka alami dengan media dinding gua. Di Indonesia sendiri memiliki beragam lukisan yang ada di dalam gua yang juga berasal dari zaman purba.
Contohnya, lukisan purba yang ada di Gua Leang-Leang yang terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Gua tersebut pun kini telah menjadi taman prasejarah.

Lukisan purba yang ditemukan di Cueva de las Manos, Perito Moreno, Argentina. Foto: Mariano Cecowski.
(Eka Putri Wahyuni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id