Yuk kenalan lebih jauh soal tradisi lompat baru dari Nias dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
Nias merupakan sebuah pulau yang terletak di sisi barat Provinsi Sumatra Utara. Di sekitar pulau utamanya, Nias juga memiliki pulau-pulau kecil mencapai 27 buah. Adapun pulau-pulau kecil yang dihuni penduduk ialah 11 buah, 16 pulau kecil lainnya tak berpenghuni.
Di Pulau Nias, khususnya bagian selatan, terdapat sebuah tradisi budaya yang cukup terkenal dan juga memiliki keunikan tersendiri. Tradisi tersebut adalah Hombo Batu atau lompat batu.
Fahombo, nama lain dari tradisi ini, awal mulanya dilakukan seorang pemuda Nias untuk menunjukan yang bersangkutan sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik.
Namun, tidak semua masyarakat Nias melakukan tradisi lompat batu. Lompat batu banyak dilakukan masyarakat Nias bagian selatan.
Salah satu lokasi wisata terkenal untuk pertunjukan lompat batu ialah situs Bawomataluo. Kehidupan di Desa Bawomataluo masih sangat asli, lengkap dengan tradisi-tradisinya, seperti rumah adat, tradisi lompat batu, tarian perang, dan budaya peninggalan megalitikum.
Tradisi lompat batu hanya dilakukan kaum laki-laki. Ini menunjukkan kedewasaan, ketangkasan, dan keberanian. Apabila seseorang berhasil melompati batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm dianggap heroik dan prestisius, baik bagi individu, keluarga, bahkan masyarakat seluruh desa. Karena merupakan hal membanggakan, biasanya akan diadakan acara syukuran sederhana dengan menyembelih ayam maupun hewan lain.
Tak mudah untuk melompati batu setinggi itu. Oleh karena itu, banyak anak laki-laki telah berlatih sejak usia 7 tahun. Sesuai pertumbuhannya, mereka akan terus latihan dengan melompati tali, kayu, batu tiruan, atau lainnya dengan ketinggian yang terus bertambah sesuai usia. Pada akhirnya, latihan tersebut akan dibuktikan pada tradisi lompat batu ini.
Walaupun telah berlatih sejak lama, tidak mudah untuk bisa lompat batu. Tak sedikit dari mereka cedera saat latihan. Banyak orang meyakini selain latihan, terdapat unsur-unsur magis ketika seseorang berhasil melompati batu dengan sempurna. Mereka telah diberkati oleh roh leluhur dan pelompat batu sebelumnya yang sudah meninggal.
Sebelum melakukan lompat batu, seseorang mesti meminta izin kepada roh-roh leluhur atau pendahulu yang pernah melompati batu tersebut. Tujuan dari upacara itu agar seseorang tidak celaka ketika lompat batu.
Itulah tradisi lompat batu di Nias. Sobat Medcom yang penasaran dengan tradisi ini bilsa mengunjungi Desa Bawomataluo di Pulau Nias, Sumatra Utara. Di sana, kalian dapat berwisata sekaligus menumbuhkan kesadaran dan keseimbangan tradisi dalam pelestarian alam dan budaya.
Baca juga: Tradisi Jadi Cara Suku Tengger Junjung Toleransi dan Gotong Royong |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id