Ilustrasi augmented reality. DOK
Ilustrasi augmented reality. DOK

Belajar Aksara Jawa Lebih Menarik, Mahasiswa UGM Kembangkan Pembelajaran Lewat AR

Renatha Swasty • 16 Juli 2024 22:08
Jakarta: Perkembangan globalisasi membuat minat dan pemahaman terkait Aksara Jawa mulai dilupakan. Apalagi Aksara Jawa mulai jarang digunakan di kehidupan sehari-hari.
 
Sartono, guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar mengungkapkan nilai peserta didik pada setiap jenjang terkait materi Aksara Jawa memiliki rata-rata paling rendah dibandingkan dengan materi lain.
 
“Hal ini dikarenakan peserta didik jarang menggunakan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari, kurang berlatih, dan tidak memiliki minat terhadap aksara Jawa,” beber Sartono dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 19 Juli 2024.

Nuning, salah satu guru Bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Nglipar menyatakan keberadaan media pembelajaran yang kurang menarik semakin membuat siswa-siswi kurang berminat mempelajari materi Aksara Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Nglipar saat ini belum menggunakan materi buku paket dan hanya bermodal LKS (lembar kerja siswa) saja.
 
“Sementara materi pada LKS yang diajarkan tidak pernah selesai karena materi penyampaiannya rumit dan menyulitkan para peserta didik dalam memahami materi,” beber dia.
 
Hal ini mendorong mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengajak guru Bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar melakukan inovasi untuk mengembangkan media pembelajaran (AJAR) interaktif dan mudah dipahami. Inovasi menggunakan augmented reality (AR) dan papan permainan untuk meningkatkan minat sekaligus pemahaman siswa terhadap Aksara Jawa.
 
Pengembangan AJAR dilakukan mahasiswa UGM, yakni Davin Elian Qariru (FA), Muhammad Fajrulfalaq Izzulfirdausyah Suryaprabandaru (FT), Fikriansyah Ridwan Pratama (FT), Salsabila Eka Fadila (SV), dan Veronica Tia Ningrum (SV). Mereka mendapat bimbingan dari dosen Ahmad Nasikun.
 
Mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat ini mendapat dukungan pendanaan dari UGM dan Kemendikbudristek.
Davin menjelaskan program pengembangan AJAR di SMP Negeri 1 Nglipar, Gunungkidul bertujuan melatih guru Bahasa Jawa supaya dapat menarik minat serta meningkatkan pemahaman peserta didik melalui pembelajaran yang menarik dan interaktif.
 
“Melalui kolaborasi ini, guru Bahasa Jawa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengintegrasikan teknologi AR. Dengan pembelajaran aksara Jawa melalui papan permainan menjadikan pembelajaran menjadi lebih aktif dan interaktif,” papar dia.
 
Fajrulfalaq, anggota tim PKM lainnya, mengatakan media AJAR merupakan kombinasi AR dengan papan permainan kartu. AR merupakan teknologi yang mampu menyisipkan informasi ke dalam dunia maya dan menampilkannya ke dunia nyata melalui visualisasi 3 dimensi.
 
Dia menjelaskan animasi AR pada AJAR akan muncul ketika kartu di-scan dengan HP melalui aplikasi Assamblr Edu. Animasi akan muncul bersama soal tentang materi aksara Jawa dan peserta didik akan menjawab soal tersebut.
 
“AJAR ini juga didesain menjadi permainan kompetitif kelompok yang mana peserta akan dinyatakan menang jika mencapai finish setelah menjawab berbagai pertanyaan. Hal ini tentunya akan memicu semangat peserta didik serta keaktifan melalui diskusi kelompok,” beber dia.
 
Berbagai materi, soal, dan media pembelajaran telah melalui uji kelayakan terlebih dahulu melalui diskusi dan konsultasi. Materi maupun soal dibuat berdasarkan LKS berjudul Modul Pendamping Bahan Ajar Bahasa Jawa Kurikulum Merdeka serta divalidasi oleh guru Bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar dan ahli Bahasa Jawa dari Kraton Yogyakarta telah tersertifikasi oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta yaitu KMT Projosuwasono dan KRT Rintoisworo.
 
Materi AJAR ini juga melalui uji kelayakan oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Yogyakarta sehingga layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sosialisasi dilakukan melalui diskusi secara tatap muka di SMP Negeri 1 Nglipar, meliputi pengenalan AJAR, cara pengoperasian AJAR, dan buku pedoman AJAR.
 
Adapun target sosialisasi agar guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar dapat mengoperasikan dan menerapkan media AJAR dalam kegiatan belajar mengajar secara mandiri, meningkatkan pemahaman dan minat peserta didik terhadap aksara Jawa melalui media pembelajaran AJAR.
 
Selanjutnya, penerapan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, serta dapat memahami buku pedoman AJAR. Tim juga melihat penerapan AJAR pada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar oleh guru bahasa Jawa untuk melihat apakah guru dapat mengoperasikan secara mandiri.
 
“Guru mengajarkan sambil menilai keaktifan dan memberikan soal pretest-posttest untuk mengukur kemampuan peserta didik. Hasilnya, media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman peserta didik,” ujar Salsabila.
 
Baca juga: Mahasiswi Unesa Rancang Media Pembelajaran Olahraga Berbasis Augmented Reality

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan