Dikutip dari laman itb.ac.id, keduanya meneliti potensi tiga senyawa aktif dari bawang putih, yaitu inulin dan fruktooligosakarida (FOS), sebagai prebiotik, serta allicin. Ini sebagai antibakteri untuk menangani jerawat akibat dysbiosis atau ketidakseimbangan mikrobiota kulit.
Pemilihan topik ini berasal dari mata kuliah Kosmetik Bahan Alam yang ditempuh semester ini, khususnya pembahasan tentang mikrobiom kulit. Ketertarikan mereka terhadap isu tersebut semakin dalam ketika mengetahui dysbiosis masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Karya tulis itu meraih Juara 3 dalam ajang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Pharmaland 2025 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang. Pharmaland 2025 merupakan kompetisi tahunan yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
Tahun ini, kompetisi mengangkat tema Eksplorasi Potensi Bahan Alam sebagai Pengobatan Penyakit Kulit. Selama proses perlombaan, mereka menerapkan manajemen waktu untuk menyeimbangkan dengan jadwal kuliah yang padat.
Beberapa kali keduanya mengalami kebuntuan dalam pembahasan. Namun, berhasil mengatasinya dengan mengkaji ulang jurnal-jurnal ilmiah dan berdiskusi intensif dengan dosen pembimbing.
Damara mengungkapkan kunci keberhasilan mereka adalah saling percaya, saling mendoakan, dan mempersiapkan diri dengan maksimal, termasuk berlatih presentasi dalam waktu singkat. Mereka juga menekankan pentingnya memahami isi KTI secara menyeluruh dan memperhatikan aspek penilaian yang digunakan oleh juri.
“Kami tidak berekspektasi bisa masuk top 3 setelah melihat tim lain membawa prototipe, cetak banner, dan kemasan produk. Tapi kami juga merasa sudah memberikan yang terbaik. Saat pengumuman, kami langsung berpelukan dan mengapresiasi satu sama lain,” ujar mahasiswa Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi angkatan 2022 itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News