Ilustrasi. Foto: Antara/Zabur Karuru
Ilustrasi. Foto: Antara/Zabur Karuru

Meski di Zona Hijau, Pelajar Disabilitas Disarankan Tetap PJJ

Ilham Pratama Putra • 22 Oktober 2020 14:34
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyarankan pelajar disabilitas atau berkebutuhan khusus tetap belajar di rumah selama pandemi virus korona (covid-19). Kendati, para pelajar tersebut berada di zona hijau dan kuning.
 
"Anak-anak disabilitas itu dengan tingkat kerentanan mereka, maka anak ini lebih pas belajar di rumah," kata Pelaksana tugas Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Praptono, dalam konferensi virtual 'Suara Guru di Masa Pandemi Covid-19', Kamis, 22 Oktober 2020.
 
Ia mengatakan, anak berkebutuhan khusus sangat tidak di sarankan melakukan pembelajaran tatap muka. Model pembelajaran jarak jauh (PJJ) pelajar disabilitas juga harus memiliki perbedaan dengan pelajar reguler. Pihaknya pun tengah memperbaharui pola PJJ untuk anak berkebutuhan khusus dari hasil evaluasi.

"Kami menyediakan pola-pola yang akan diberikan kepada guru sekolah luar biasa dan inklusif ini," ucap Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud ini.
 
Baca: Kemendikbud Diminta Lebih Gencar Beri Pelatihan PJJ untuk Guru
 
Ia berharap, anak berkebutuhan khusus juga mendapat pendampingan dari para orang tua atau pengasuh mereka dengan baik. Guru dipercaya mampu mengarahkan orang tua maupun pengasuhnya tersebut.
 
"Orang tua dan pengasuhnya ini yang diharapkan menjadi alat penyambung proses pembelajaran dari guru," tutup dia.
 
 

Berdasarkan hasil evaluasi PJJ bagi pelajar disabilitas, Kemendikbud menemukan tiga kendala pembelajaran. Pertama, komunikasi. Tak memungkinkannya melakukan belajar tatap muka semakin memperbesar hambatan komunikasi siswa berkebutuhan khusus dengan pengajar.
 
Makanya, kata dia, diperlukan peran orang tua dan pendamping untuk mengambil peran guru. Orang tua dan pendamping harus bisa mengkomunikasikan konten aktivitas belajar dari guru.
 
Faktor sosial jadi hambatan berikutnya. Praptono mengatakan, tidak mudah untuk mengkondisikan agar anak senantiasa dalam kondisi belajar. "Ini juga keterampilan yang harus dimiliki guru dan pendamping di rumah," sambung dia.
 
Baca: Tips Menjaga Kesehatan Mata Selama Belajar Daring
 
Hambatan ketiga yakni permasalahan intelektual. Menurutnya, kemampuan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi pelajar disabilitas masih menjadi kendala.
 
"Maka sebagai jawabannya kami di Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan sangat memperhatikan peningkatan kompetensi guru dalam hal hambatan ini. komunikasi, sosial dan kecerdasan," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan