Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Minat Warga Asing Belajar Bahasa Indonesia Meningkat di Masa Pandemi

Arga sumantri • 01 Juli 2021 19:46
Jakarta: Minat warga Asing belajar Bahasa Indonesia disebut meningkat selama pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan sejumlah pengajar Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
 
Pengajar BIPA asal Jepang, Kyoko Funada, mengakui dirinya memanfaatkan berbagai cara untuk membuat pembelajaran bahasa Indonesia menarik. Salah satunya, dengan membuat nasi goreng secara daring dari rumah masing-masing. 
 
"Sambil masak, kita belajar bahasa Indonesia dengan mengenal bumbu," tutur Kyoko saat berbincang santai dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim, Rabu, 30 Juni 2021.

Pengajar BIPA dari Indonesia di Mesir, Nidhol, mengatakan dirinya mendapatkan pemelajar BIPA yang jumlahnya meningkat di masa pandemi. Alasan tertarik belajarnya macam-macam, mulai dari keinginan jadi penerjemah, ingin berbisnis di Indonesia, hingga melanjutkan studi.
 
"Bahkan ada pemelajar yang mengambil kelas BIPA karena akan menikah dengan orang Indonesia," jelas Nidhol.
 
Baca: Nadiem: Pengajar BIPA adalah Duta Bangsa
 
Nidhol mengatakan, selama pandemi metode pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh (PJJ). Menurutnya, metode tersebut membuat banyak warga dari Maroko, Sudan, Palestina, dan Suriah juga turut berpartisipasi dalam kelas BIPA secara daring.
 
"Kelas di Mesir sekarang penuh sekali. Ada dua di ibu kota dan satu di daerah. Pemelajar juga terdiri dari siswa SMP, SMA, wartawan, dosen, atlet, pejabat pemerintah, bahkan ibu rumah tangga," kata Nidhol. 
 
Ia pun mengatakan bahwa mayoritas pemelajar tertarik belajar bahasa Indonesia karena pengajar merupakan penutur asli dan orang Indonesia terkenal ramah dan akrab. 
 
"Saya sering mentraktir makanan khas Nusantara, main bola bersama, pencak silat, dan kegiatan lainnya. Alhamdulillah, perbedaan budaya antara kami dan pemelajar, tidak menghalangi," tambah Nidhol.
 
 

Ia berharap, para pengajar BIPA di Mesir dapat memeroleh bantuan sarana pembelajaran seperti kamus, buku sastra, komik dalam bahasa Indonesia. Kemudian, butuh pula bahan ajar dan multimedia dengan kekhasan kokal. 
 
Pengajar BIPA di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Nona K. Noris mengatakan bahwa kelas BIPA di AS juga mengalami lonjakan peserta setelah kelas digelar daring. Tadinya, peserta hanya tiga kelas, sekarang jadi delapan kelas. 
 
"Dulu hanya warga Washington DC yang bisa mengikuti karena kelasnya tatap muka. Sekarang, warga AS dari mana saja bisa mengikuti kelas BIPA karena diadakan secara daring," tutur Nona.
 
Ia mengatakan, banyak warga AS belajar bahasa Indonesia untuk studi, penelitian, pekerjaan, wisata, dan urusan keluarga. Ada juga yang sudah pernah mengenal bahasa Indonesia, tapi ingin mempertahankan kelancaran, bahkan ada yang ingin belajar bahasa baru.
 
Baca: Nadiem Ungkap Ada Satu SD Negeri Hanya Memiliki Satu Guru ASN
 
Sementara itu, pengajar BIPA asal Italia, Antonia Soriente, mengungkapkan dirinya berupaya mempertahankan minat belajar para mahasiswa, terutama di masa pandemi covid-19. Sebab, kata dia, tugas pengajar tidak hanya memberi informasi. 
 
"Tapi mendidik mahasiswa agar punya pengetahuan mendalam tentang Indonesia," ujar Antonia.  
 
Nadiem mengapresiasi kenaikan minat warga asing belajar bahasa Indonesia. Ia pun mengungkapkan, strategi BIPA kelas daring perlu dimatangkan untuk menjangkau lebih banyak warga global yang ingin belajar bahasa Indonesia.  "Terutama bagi negara-negara yang secara geografis amat luas," ujar Nadiem.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan