Nicolas Chauvin, tokoh figur fiktif yang diambil namanya untuk “chauvinisme”. DOK Dailymotion
Nicolas Chauvin, tokoh figur fiktif yang diambil namanya untuk “chauvinisme”. DOK Dailymotion

Chauvinisme Adalah: Pengertian, Sejarah, Ciri-Ciri dan Dampaknya

Medcom • 18 Agustus 2023 10:04
Jakarta: Kewajiban warga negara adalah menjaga keutuhan negaranya. Keutuhan itu tumbuh dari jiwa nasionalisme tiap individu yang berperan aktif membela Tanah Air.
 
Paham nasionalisme selalu baik, tapi ada  paham yang serupa dengannya yang bersebrangan, yakni chauvinisme. Secara abstrak, paham ini menggambarkan bentuk fanatisme terhadap tanah air yang justru merugikan.
 
Mengutip Modul Sejarah Kelas IX terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut penjelasan soal chauvinisme mulai dari pengertian, sejarah, ciri, dan dampaknya:

Pengertian Chauvinisme

Chauvinisme adalah sebuah bentuk pemahaman yang mengajarkan terhadap rasa cinta, baik berupa loyalitas atau kesetiaan yang diberikan kepada Tanah Air dan bangsa secara berlebihan tanpa melakukan pertimbangan dari sudut pandang orang lain sebagai bentuk alternatif.

Di samping itu, chauvinisme mempunyai sejarah, ciri-ciri, hingga negara yang menerapkan paham ini, seperti dikutip dari laman bakai.uma.ac.id sebagai berikut:

Sejarah Chauvinisme

Asal kata “chauvinisme” berasal dari tokoh figur fiktif yang bernama Nicolas Chauvin yang menjadi tentara setia dari Napoleon Bonaparte. Sampai peristiwa pembuangan Napoleon, sosok Chauvin tetap setia kepadanya. Dari sini istilah “chauvinisme” diambil sesuai bentuk pengabdian total seorang anak buah kepada atasannya.
 
Skala chauvinisme kian meluas. Berawal dari suatu paham yang mengandung sikap loyal atau pandangan setia terhadap sesuatu, kini jenis chauvinisme mulai bermunculan, seperti chauvinisme nasionalisme. Maksud dari konsep ini adalah paham yang percaya kepada negaranya hingga rela berkorban.

Ciri-ciri Chauvinisme

1. Fanatik berlebihan terhadap negara

Sebuah negara yang menerapkan paham ini akan terlihat sangat fanatik dalam membela negaranya. Seluruh kebijakan yang dihasilkan oleh negaranya akan dianggap benar meskipun hasilnya ada yang negatif.

2. Pemimpin negara yang revolusionis dan diktatoris

Peran pimpinan negara yang revolusionis dan diktatoris menjadi akses paham ini cepat berkembang pada suatu negara. Dari sikap pemimpin yang seperti ini cenderung mengakibatkan jatuhnya korban secara materi dan non materi yang cukup tinggi.

3. Diperlakukan tidak menyenangkan

Contoh dari negara yang tidak diperlakukan secara tidak bersahabat adalah Korea Selatan. Jepang dahulu menindas negara ini, sehingga memunculkan reaksi dari Korea Selatan untuk bangkit mandiri dan berusaha memutus hubungan dengan Jepang secara ekonomi.

4. Digunakan untuk melancarkan tujuan tertentu

Negara yang menganut paham ini cenderung ingin menjadi nomor satu di dunia. Contoh Jerman, Jepang, dan Italia yang ingin menjadi negara super power di dunia, maka mereka menerapkan paham ini di kalangan rakyatnya.

5. Menganggap rendah bangsa lain

Negara yang menganut paham ini identik dengan sikapnya selalu menganggap negara lain itu kecil. Bagi mereka negara yang dianggap demikian tidak memiliki pengaruh apa pun, bahkan tidak bisa intervensi secara antarnegara.

6. Membenci bangsa berdaulat lainnya

Puncak dari negara yang menjalankan paham ini adalah mereka akan membenci negara dan bangsa lain. Lebih parah lagi, mereka akan mengacuhkan rasa kemanusiaan dan kedamaian yang ada.

Dampak dari Chauvinisme

  1. Akan menimbulkan peperangan serta problematika antarbangsa dan negara
  2. Merusak perdamaian dunia antarbangsa dan negara
  3. Menyebabkan ketidakstabilan dalam pembangunan dengan alasan tertutup pada negara lain
  4. Membuat jiwa seseorang terpenjara sehingga sulit bersosialisasi dengan orang lain
  5. Cenderung menyebabkan lalai terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta
  6. Menyebabkan hati seorang pemimpin keras sehingga tidak takut untuk menyerang negara lain demi kekuasaan
  7. Menutup jalan positif pikiran seseorang terhadap kebaikan bangsa lain

Contoh negara yang menerapkan Chauvinisme

1. Jerman

Secara historis, Jerman pernah menerapkan ideologi ini di bawah kepemimpinan seorang yang kejam, kaku, bahkan memerangi kaun Yahudi, yaitu Adolf Hitler dan timbullah Perang Dunia I.

2. Jepang

Jepang terkenal dengan pemulihannya yang cepat pasca diserang dengan bom atom oleh pasukan sekutu hingga tsunami ini pernah dipimpin oleh seorang penganut paham ini, yakni Tenno Haika dengan cara berpikirnya yang menganggap negara lain tidak lebih baik dibanding Jepang.

3. Italia

Italia terkenal dengan dunia fashion internasional, bahkan pelopor nama parfum terkemuka. Negara ini pernah dipimpin oleh B. Mussolini yang menganut paham chauvinisme dengan menganggap negara lain adalan plagiator serta tidak kreatif.
 
Itulah penjelasan soal chauvinisme. Paham ini dianggap tidak baik karena dalam batas wajar para penganutnya membela Tanah Air mereka secara fanatik dan merendahkan negara lain. (Abdurrahman Addakhil)
 
Baca juga: Beda Patriotisme dan Nasionalisme: Pengertian, Contoh, dan Penerapannya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan