Nah, berikut ini ada empat guru inspiratif yang mengabdikan diri mereka untuk mengajar sepulang dari kuliah di luar negeri. Meski banyak pilihan di luar negeri, mereka tetap kembali ke Tanah Air dan menjadi pengajar.
Berikut sosok empat guru inspiratif dikutip dari akun Instgram @kobieducation:
1. Galih Sulisyaningra
Galih tertarik belajar lebih lanjut tentang metode pembelajaran yang efektif untuk dikembangkan di sekolah-sekolah Indonesia. Sejak itu, ia merasa perlu menambah ilmunya dengan lanjut S2 ke luar negeri.Setelah ditolak Chevening, ia lolos beasiswa LPDP ke University College London, UK. Dia mengambil Master in Educational Planning, Economics, and International Development.
"Balik ke Tanah Air, merealisasikan rencanaku untuk pendidikan di Indonesia. Jalannya aku mulai dari mengajar di SD negeri," kata Galih.
Dia percaya pendidikan berkualitas adalah hak setiap anak di Indonesia. Cara paling cepat berdampak ke dunia pendidikan adalah lewat mengajar.
2. Yolmita Deni
Perempuan berdarah Minang kelahiran Wonosobo ini sempat menjalani S2 dalam program Master of Education di University of Adelaide.Kini, ia menghabiskan waktu menjadi pengajar di Sumba Hospitality Foundation (SHF), tempat di mana anak-anak Sumba menggantungkan harapan mengubah nasib.
"Ketika saya mendaftar beasiswa LPDP, saya menulis, salah satunya adalah ingin berkarya di salah satu yayasan non-profit. Alhamdulillah, ternyata apa yang saya rencanakan, apa yang saya tulis itu kemudian tercapai," ujar Mita.
Baca juga: Musik Antarkan Guru SMK Ini Raih Beasiswa S2 LPDP di University of Glasgow |
Ba3. Imam Santoso
Imam berusaha keras mengubah hidupnya lewat pendidikan. Ayah dan neneknya merupakan buruh tani.Dia sampai-sampai dikenal sebagai Manusia Beasiswa. Sebab, sejak SMA-S3 berhasil mendapatkan beasiswa.
Ia berhasil lolos beasiswa Australia Awards Scholarship untuk S2-nya. Dia mengambil program M.Phil. in Metallurgical Engineering di University of Queensland.
Sementara itu, untuk S3 dia mendapat beasiswa LPDP mengambil program PhD in Metallurgical Engineering di Aalto University, Finlandia.
Ilmu yang dia miliki ini tak mau disimpan sendiri. Imam, memutuskan menjadi Dosen Teknik Metalurgi di ITB.
"Agar bisa terus mengajar dan menginspirasi anak-anak. Saya sangat percaya bahwa pendidikan bisa mengubah nasib. Makanya, saya juga mendatangi SMA-SMA untuk memotivasi mereka agar melanjutkan kuliah," tutur dia.
4. Rahmat Putra Yudha
Setelah lulus kuliah, Yudha memutuskan menjadi seorang guru di SMPN 13 Pontianak sambil mengejar beasiswa ke luar negeri."Kalau ditotal dari 2007-2014, itu ada 118x saya daftar beasiswa. Tapi, saya yakin, menyerah setelah gagal ratusan kali itu bukan pilihan," ujar dia.
Yudha berhasil diterima di Wollongong University, Australia mengambil Master of Education TESOL dengan LPDP. Setelah lulus, ia kembali mengabdi menjadi guru di Indonesia.
Dia juga sempat menyabet penghargaan Guru Inspiratif Kalimantan Barat dari PGRI pada 2019 atas keberhasilannya mendirikan Penerbit Buku Provinsi
PGRI di provinsi tersebut.
Itulah empat guru inspiratif yang memilih menjadi pengajar di Tanah Air setelah lulus kuliah di luar negeri. Kamu tertarik mengikuti jejak mereka?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News