Ilustrasi/Medcom
Ilustrasi/Medcom

Ironis! Dana Abadi Pendidikan Capai Rp154 T, Jumlah Lulusan S2 dan S3 Indonesia Tertinggal Jauh

Citra Larasati • 01 Oktober 2025 07:00
Jakarta:  Indonesia perlu menggenjot jumlah lulusan S2 dan S3 untuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara tetangga.  Kondisi ini menjadi ironi, mengingat dana abadi pendidikan yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mencapai Rp 154 triliun.
 
Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso. mengatakan, hingga kini LPDP telah menyalurkan beasiswa kepada lebih dari 92 ribu mahasiswa S1, S2, dan S3, baik di dalam maupun luar negeri. Meski dana abadi pendidikan telah mencapai 154 triliun rupiah, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga dalam jumlah lulusan S2 dan S3 per kapita, sehingga percepatan mutlak diperlukan.
 
Sebelumnya, tenaga kerja atau orang dalam usia produktif di Indonesia tak semuanya mengenyam pendidikan tinggi. Bahkan, lulusan S2 dan S3 jumlahnya sangat sedikit sekali.

"Jumlah rasio S2, S3 terhadap populasi produktif di Indonesia ini baru 0,5 persen," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto, dalam webinar pada YouTube Universitas Gadjah Mada dikutip Kamis, 27 Maret 2025.
 
Jumlah lulusan S2 dan S3 usia produktif di Indonesia sangat jauh dibandingkan dengan negara maju. "Di negara maju itu sekitar 9 persen," beber Brian. Brian mengungkap di kawasan ASEAN, Indonesia juga tertinggal. Misalnya dengan negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
 
DPD RI melalui fungsi legislasi dan pengawasan menegaskan komitmen untuk memastikan PIP dan KIP-K berjalan tepat sasaran, termasuk menjangkau siswa miskin di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. Hal ini sejalan dengan amanat konstitusi serta visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas menuju Indonesia Emas 2045.
 
Beasiswa bukan sekadar biaya kuliah, melainkan investasi strategis untuk mencetak generasi pemimpin bangsa. Sehingga penyalahgunaan dana beasiswa adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat
 
“Beasiswa harus membuka akses seluas-luasnya, memberikan dampak pembangunan, dan menjadi instrumen pengungkit kapasitas generasi muda. Jangan sampai program ini hanya berhenti sebagai ongkos belajar,” kata Wakil Ketua DPD Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Tamsil Linrung dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 30 September 2025.
 
Tamsil juga menegaskan komitmen Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dalam mengawal program KIP-K dan PIP agar tetap menjadi jembatan harapan, bukan ladang penyimpangan. 
 
Tamsil menegaskan pentingnya pemerataan akses pendidikan melalui program Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dan Program Indonesia Pintar (PIP) sebagai instrumen strategis menuju Indonesia Emas 2045. Pesan ini disampaikan dalam kegiatan Executive Brief bertema “Optimalisasi Pemerataan Pendidikan Beasiswa KIP-K dan PIP Menuju Indonesia Emas 2045”.
 
Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama yaitu Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sesjen Kemdiktisaintek), Togar M. Simatupang, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Puslapdik Kemendikdasmen), Sofiana Nurjanah, dan Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso.
 
“Dengan optimalisasi PIP, KIP-K, dan LPDP, kita ingin pastikan tidak ada lagi anak Indonesia yang putus sekolah hanya karena faktor ekonomi. Pendidikan harus jadi hak universal, bukan hak istimewa,” tegas Tamsil. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan