Bidang yang membuat nama Nadiem moncer juga tak bersinggungan dengan pendidikan. Nadiem adalah penggagas usaha rintisan ojek online (Gojek) sampai akhirnya menjadi startup pertama Indonesia yang menyandang status decacorn.
Istilah decacorn diberikan kepada perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari 10 miliar dollar Amerika Serikat atau setara Rp141 triliun.
Lulusan pascasarjana Harvard Business School ini langsung mendapat 'cobaan' berat mengawali karirnya sebagai menteri. Sekitar lima bulan setelah ia dilantik, Indonesia dilanda pandemi virus korona (covid-19). Virus berbahaya ini merepotkan segala lini, termasuk dunia pendidikan.
Wajah pendidikan Tanah Air dipaksa berubah seketika. Kegiatan belajar tatap muka tidak dapat lagi diterapkan secara leluasa.
Utamanya, di sekolah yang berada di zona-zona rawan covid-19. Bahkan, sekolah sempat diliburkan, sampai akhirnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik daring maupun luring menjadi satu-satunya pilihan untuk melanjutkan proses pendidikan.
Kebijakan Nadiem menyiasati pembelajaran di masa pandemi jadi sorotan sekaligus dinanti. Tercatat, ada sejumlah kebijakan pendidikan yang dikeluarkan Nadiem selama pandemi berlangsung.
Belajar Dari Rumah (BDR)
Kemendikbud menginisiasi program Belajar Dari Rumah (BDR) selama pandemi. Nadiem dan jajaran berupaya memfasilitasi alternatif layanan pendidikan selama proses Belajar dari Rumah yang tak bergantung pada jaringan internet. Misalnya, menggandeng TVRI untuk menyiarkan tayangan yang berisi materi pembelajaran.Target program ini yaitu wilayah yang sulit mendapatkan jaringan internet dan mengurangi beban biaya membeli pulsa internet. Kemendikbud juga menyediakan portal Rumah Belajar yang dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id.
Beberapa fitur unggulan di dalam Rumah Belajar dapat diakses oleh peserta didik dan guru. Dalam portal tersebut, terdapat fasilitas Sumber Belajar, Kelas Digital, Laboratorium Maya, dan Bank Soal.
Baca: Mendadak Daring, Wajah Pendidikan Sepanjang 2020
Rumah Belajar dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat.
Kemendikbud kemudian menggandeng tujuh penyedia aplikasi belajar daring swasta. Bahkan, mereka menyediakan layanannya secara gratis. Beberapa pihak swasta yang digandeng mengembangkan sistem belajar secara daring di antaranya, Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius.
Kemendikbud juga menyusun modul belajar sederhana sesuai kurikulum dalam situasi darurat.
Relaksasi Biaya Pendidikan
Nadiem juga menerbitkan surat edaran mengenai relaksasi pembayaran uang kuliah tunggal (UKT). Nadiem meminta kampus memberikan keringanan bagi mahasiswa yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi.Selain itu, Kemendikbud juga melakukan realokasi anggaran mencapai Rp4,9 triliun dan digunakan untuk berbagai program dan kebijakan. Contohnya, mobilisasi relawan covid-19 nasional, peningkatan kapasitas rumah sakit pendidikan (RSP) untuk menjadi pusat tes covid-19, serta pengadaan alat-alat kesehatan.
Nadiem pun mengamankan anggaran Rp1,5 triliun untuk mengakselerasi tunjangan profesi para guru di masa pandemi. Selanjutnya, mengalokasikan anggaran Rp3,6 triliun untuk program Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi para guru dan tenaga kependidikan non Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bergaji di bawah Rp5 juta.
"Memberikan dua juta tenaga pendidik non PNS dan guru non PNS di swasta dan di negeri, masing-masing mendapat Rp1,8 juta yang sekarang sedang dilaksanakan di berbagai macam daerah," kata Nadiem di Istana Negara, Rabu, 25 November 2020.
Subsidi Kuota
Jurus berikutnya yang dikeluarkan Nadiem yakni kebijakan-kebijakan berkenaan dengan bantuan pendidikan selama pandemi. Salah satunya, relaksasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) lewat Peraturan Mendikbud (Permendikbud) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler.Lewat peraturan ini, sekolah diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk membeli kuota internet guna mendukung belajar daring. Kebijakan ini juga memungkinkan dana BOS digunakan untuk menggaji guru honorer.
Kemendikbud juga memberikan bantuan subsidi kuota internet kepada pelajar dan tenaga pendidik dalam menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) daring saat pandemi covid-19. Anggaran yang digelontorkan untuk bantuan subsidi kuota mencapai Rp7,2 triliun yang dialokasikan dari September hingga Desember 2020.
Penerima bantuan meliputi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Paket kuota internet untuk peserta didik PAUD sebesar 20 GB per bulan, dengan rincian 5 GB kuota umum, dan 15 GB kuota belajar. Siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 35 GB per bulan, dengan rincian 5 GB kuota umum dan 30 GB kuota belajar.
Sementara, paket kuota untuk pendidik PAUD hingga SMA sederajat, mendapat 42 GB per bulan, dengan rincian 5 GB kuota umum dan 37 GB kuota beajar. Paket kuota untuk mahasiswa dan dosen mendapatkan 50 GB per bulan, dengan rincian 5 GB kuota umum dan 45 GB kuota belajar.
Kemendikbud sejatinya menargetkan subsidi kuota disalurkan kepada 59,5 juta penerima. Namun, dari data penyaluran terakhir pada November 2020, Kemendikbud hanya berhasil memberikan bantuan kepada total 35,7 juta penerima.
Jumlah penerima subsidi kuota Kemendikbud diyakini tak akan bertambah. Sebab, jatah kuota internet untuk Desember telah dirangkap penyalurannya pada November kemarin.
Artinya, target penyaluran bantuan kuota internet untuk belajar daring yang terealisasi berarti hanya sekitar 62 persen. Sisa duit pun disebut telah dikembalikan kepada negara.
Ada beberapa hal yang membuat target penyaluran subsidi kuota tidak tercapai. Di antaranya infrastruktur sinyal di Indonesia yang kurang merata.
"Ada juga siswa yang tidak memiliki gawai. Pihak sekolah yang mungkin tidak mengisi Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) terkait kuota ini. Belum lagi banyak nomor yang tidak terdaftar," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusdatin, Kemendikbud, Hasan Chabibie kepada Medcom.id, Kamis, 3 Desember 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id