Mendidik karakter kebinekaan idealnya dilakukan sedini mungkin. Arum Andita, 30, misalnya, mengaku sebisa mungkin memupuk rasa kebinekaan sang anak, yang kini mulai menginjak jenjang pendidikan taman kanak-kanak.
Ia mengaku biasa membacakan buku yang mengandung nilai keberagaman, 10 menit sebelum tidur. Arum juga mengajak anaknya berbagi cerita tentang banyak hal, sekaligus menyelipkan pesan-pesan sederhana tentang keberagaman.
“Bahkan, membahas tempat wisata yang dimiliki oleh beberapa daerah. Hal ini ternyata mengundang rasa ingin tahu anak saya terhadap keberagaman yang ada Indonesia,” cerita Arum kepada Medcom.id, Kamis, 5 Agustus 2021.
Baca: Nadiem: Tanamkan Literasi Pada Anak dengan Cara Menyenangkan
Menurut dia, mengajarkan nilai kebinekaan pada anak juga bisa dilakukan dengan cara sederhana. Misalnya, mengajak untuk tak memilih-milih teman hanya karena berbeda agama atau warna kulit.
Selain sebagai orang tua, Arum juga seorang guru di Mutiara Harapan Islamic School Bintaro, Tangerang Selatan. Sebagai pengajar di sekolah internasional, Arum menitikberatkan pembelajaran multikultural sebagai upaya mendidik karakter siswanya.

Suasana Arum Andita mengajar daring. Dok Pribadi.
Arum menempatkan siswa sebagai perwakilan dari berbagai negara yang memiliki budaya, bahasa, dan latar belakang sosial yang berbeda. Pola ini, kata dia, dapat memberikan pemahaman kepada siswa bahwa budaya yang berbeda dapat saling berinteraksi. Sekaligus, saling memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah bersama.
“Metode pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara untuk menanamkan dan memberi pengalaman secara langsung kepada siswa tentang bagaimana menghargai orang lain dan mencegah diskriminasi antarsiswa lainnya,” ungkapnya.