Ilustrasi batuk. Medcom.id
Ilustrasi batuk. Medcom.id

Awas Mahasiswa Juga Rentan Terkena TBC

Renatha Swasty • 05 April 2022 14:32
Jakarta: Indonesia menempati posisi kedua negara dengan warga pengidap Tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia. Data tersebut berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada 2020.
 
Salah satu kelompok masyarakat yang mengidap TB adalah anak muda khususnya mahasiswa. Dokter Spesialis Paru Konsultan Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Hendrastutik Apriningsih mengatakan umumnya TB diidap anak kecil dan orang tua.
 
Hal itu karena daya tahan mereka dianggap cukup rentan sehingga mudah terserang kuman. Namun, mahasiswa juga dapat mengidap TB. Banyak faktor yang menyebabkan mahasiswa dapat terkena TB.

“Kasus TB ini banyak dan merata. Pertama, orang-orang tua yang punya komorbid atau penyakit bawaan seperti diabetes melitus dan kanker. Kedua, anak-anak muda. Ini cukup banyak,” ujar Hendrastutik dikutip dari laman uns.ac.id, Selasa, 5 April 2022.
 
Hendrastutik menyebut faktor lingkungan dan kebiasaan mahasiswa dapat menyebabkan mereka terkena TB. Pertama, mahasiswa yang kelelahan kuliah seringkali lupa makan sehingga daya tahan tubuh menurun.
 
Selain itu, mahasiswa perokok pasif juga sangat rentan terpapar kuman TB. Hal ini karena daya tahan perokok pasif umumnya menurun.
 
Mahasiswa juga sangat sering berinteraksi dengan orang banyak. Sementara itu, orang-orang yang ditemui bisa saja merupakan salah satu pengidap TB.
 
Hendrastutik mengatakan mahasiswa bisa menjadi pengidap TB bila terpapar dan daya tahan tubuh tidak kuat. Ciri-ciri pengidap TB, yakni batuk berdahak, batuk berdarah, nyeri dada, sesak napas, dan disertai demam.
 
Gejala-gejala tersebut biasanya dialami lebih dari dua minggu. Mahasiswa diminta segera periksa ke dokter spesialis paru bila mengalami gejala-gejala tersebut.
 
Dia menuturkan dokter biasanya akan mendiagnosis dan menyarankan rontgen untuk memastikan penyakit yang dialami. Pasien mesti menjalani pengobatan minimal selama enam bulan bila hasil rontgen menunjukkan pasien mengidap TB.
 
“Kuman TB ini pintar. Minimal pengobatan 6 bulan. Jika tidak diobati, kuman kebal. Jika kuman sudah kebal, pasien tidak bisa diobati dengan obat TB standar dan pengobatannya durasi lebih panjang,” tutur Hendrastutik.
 
Dia menuturkan dampak kerusakan organ yang disebabkan TB semakin parah bila kuman kebal. Hendrastutik menyarankan mahasiswa yang mengalami gejala TB segera memeriksakan diri ke dokter.
 
Baca: Pencegahan dan Pengobatan TBC di Masa Pandemi Covid-19
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan