Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemdiktisaintek, Khairul Munadi, menjelaskan sistem kesehatan akademik menjadi prioritas Kemdiktisaintek. Termasuk, peningkatan jumlah dokter spesialis.
"Untuk itu, Kemdiktisaintek mengoordinasikan membangun konsolidasi antara perguruan tinggi dan memberdayakan satgas untuk pemenuhan spesialis dokter dan sub spesialis," kata Khairul di Gedung D Kemendiktisaintek, Jakarta Pusar, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia menjelaskan satgas bergerak kolektif antar perguruan tinggi. "Nantinya akan kita luncurkan program ini sebagai awal aksi kolektif dari seluruh pemangku kepentingan. Program ini juga akan digerakkan untuk dokter gigi spesialis,” tutur dia.
Dalam jangka pendek, satgas akan melakukan program quick win. Terdapat tiga strategi yang akan dijalankan satgas.
"Pertama, penambahan program studi baru dan peningkatan kuota mahasiswa dokter spesialis dan sub-spesialis dengan model kemitraan perguruan tinggi," jelas dia.
Baca juga: Butuh Anggaran Rp70 Triliun Demi Kejar Kekurangan 70 Ribu Dokter Spesialis |
Kedua, menempatkan residen senior pada Rumah Sakit Pendidikan Prioritas. Ketiga, penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga dan stakeholders.
Kemendiktisaintek bermitra dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang mengoordinasikan 57 FK untuk pembukaan 148 prodi baru dokter spesialis dan subspesialis. Dengan akselerasi ini, diharapkan terdapat peningkatan jumlah kuota mahasiswa menjadi 8.000 mahasiswa pada tahun 2026.
"Sehingga diharapkan terdapat peningkatan lulusan menjadi 6.000 per tahun pada tahun 2030," tutur dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan saat ini terdapat kekurangan dokter spesialis yang signifikan. Budi mengukur kekurangan ini akan terjadi dalam 10 tahun ke depan.
"Dokter spesialis yang kita butuhkan 10 tahun ke depan adalah 70 ribu," jelas Budi.
Ia menjelaskan dalam setahun, lulusan dokter spesialis baru sebanyak 2.700. Melihat kekurangan yang terjadi, seharusnya, Indonesia memiliki 26 ribu dokter spesialis baru setiap tahunnya.
"Harusnya 26 ribu per tahun. Kita akan selalu kekurangan dokter spesialis yang menyebabkan kematian 1 juta rakyat Indonesia setiap tahunnya,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News