Daya tarik industri asal Tiongkok berhasil menciptakan ratusan potensi kerja sama dengan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. Saat ini, dari 31 industri tersebut berhasil menginisiasi kemitraan dengan 77 pendidikan tinggi vokasi yang menjadi partisipan kegiatan.
Potensi kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak meliputi rekrutmen lulusan, kesempatan magang, up skilling, joint research, dan lain sebagainya. Pada penyelenggaraan business matching kali ini, perguruan tinggi vokasi yang hadir perlu berupaya meyakinkan industri untuk sama-sama memiliki itikad baik untuk bermitra lebih lanjut, yaitu melalui penandatanganan letter if intent.
Dalam kurun waktu 1,5 jam, total terdapat 160 letter of intent yang berarti menunjukkan jumlah potensi kerja sama yang nanti dapat ditindaklanjuti dalam bentuk MoU/PKS.
Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda mengatakan, business matching diselenggarakan sebagai salah satu ikhtiar mencari ruang kelas baru, yaitu di industri itu sendiri. "Baik industri maupun satuan pendidikan vokasi pertama harus mau saling terbuka untuk dapat berkolaborasi," kata Uuf di sela-sela acara.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati menjelaskan, pendidikan vokasi dibangun untuk relevan dengan kebutuhan industri. Kiki mengakui masih terjadi beberapa tantangan yang dialami satuan pendidikan vokasi dalam bermitra dengan DUDI.
Ia menyebut, biasanya hal ini terjadi disebabkan oleh kekurangpahaman pendidikan vokasi terhadap calon mitranya. "Pendidikan vokasi membutuhkan kemitraan yang strategis. Bahkan strategis pun tidak cukup karena kemitraan yang dibangun antar-kedua belah pihak harus bermakna sehingga keduanya dapat merasakan manfaatnya," tutur Kiki.
Menurut Kiki, industri asal Tiongkok yang hadir dalam acara business matching perlu dijajaki serius oleh perguruan tinggi vokasi. Pasalnya, Kiki mengatakan Tiongkok saat ini menjadi negara yang maju dalam bidang teknologi.
"Beberapa waktu lalu saya sempat berkunjung ke salah satu industri maju yang ada di Eropa. Saya bertanya apakah teknologi yang mereka kembangkan adalah yang pertama di dunia? Ternyata jawabannya yang kedua karena yang pertama dikembangkan di China," tutur Kiki.
Saat ini Tiongkok sendiri dapat disebut sebagai hub inovasi yang memiliki perkembangan yang cukup impresif. Pertumbuhan ekonomi di sana sebagian besar karena tumbuhnya industri teknologi dan manufaktur.
Bahkan dalam Future of Jobs Survey 2023 World Economic Forum (WEF), China merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri digital paling cepat karena memiliki kemungkinan besar dalam menciptakan lapangan kerja baru di bidang akses dan perdagangan digital. Sebagian besar responden memperkirakan pertumbuhan tranformasi digital di industri China sampai 32 persen dengan tingkat adaptasi teknologi mutakhir sampai 45 persen.
Data WEF ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan di Asia Selatan. "Ini menunjukkan bahwa industri China merupakan salah satu industri yang unggul di dunia dalam menciptakan peluang kerja di masa depan," tandas Kiki.
Sementara itu Executive Director of International Affairs GoStudy, Echo Qin mengungkapkan, potensi kerja sama pada kegiatan tersebut sangat besar karena industri yang hadir masih membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk menjalankan bisnisnya. Selain itu para dosen juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya dengan praktisi industri dari China.
| Baca juga: Kenalan dengan Sekolah Vokasi UGM, Lulusan Cepat Kerja hingga Dapat Sertifikasi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id