Beasiswa terbagi dalam bentuk dana beasiswa mahasiswa terdampak covid-19 dan Professor Azyumardi Azra Scholarship (PAAS). Dari jumlah itu, 39 mahasiswa di antaranya menerima Dana Beasiswa Mahasiswa Terdampak Covid 19 dan dua mahasiswa menerima beasiswa PAS.
Penerima beasiswa pertama adalah para mahasiswa tingkat sarjana dari sejumlah fakultas dan program studi. Sedangkan, penerima beasiswa PAAS merupakan mahasiswa jenjang magister.
Amany menyambut baik pemberian beasiswa kepada para mahasiswa di lingkungan UIN Jakarta. Menurutnya, beasiswa ini sangat meringankan beban mahasiswa yang perekonomian dan keluarganya terdampak pandemi covid 19 yang merebak lebih dari setahun terakhir.
Ia berharap, melalui beasiswa yang didapat para mahasiswa bisa terus melanjutkan studi dengan penuh semangat dan optimistis. "Terlebih dengan adanya pandemi, mahasiswa harus lebih semangat, lebih kreatif. Tidak boleh tidak semangat. Apalagi malas-malasan," kata Amany dalam keterangannya, Kamis, 15 April 2021.
Baca: MRPTNI: Kemenristek Dilebur, BRIN Harus Jadi Pusat Riset Nasional
Ia mengapresiasi inisiatif STF UIN Jakarta memfasilitasi publik melakukan donasi untuk selanjutnya diberikan dalam bentuk beasiswa bagi para mahasiswa. Ia berharap STF UIN Jakarta tetap terdepan dalam menjaga amanat publik untuk kemudian disalurkan kepada sasaran yang tepat.
Direktur STF UIN Jakarta Amelia Fauzia mengucapkan terimakasih atas dukungan Rektor UIN Jakarta dan kepercaya para donatur untuk menyalurkan donasinya melalui STF UIN Jakarta. Ia berharap dukungan yang diberikan bisa menjembatani manfaat filantropi bagi pemberdayaan generasi muda dan para perempuan di Tanah Air.
Para mahasiswa penerima beasiswa juga menyampaikan terima kasih. Mereka mengaku sangat terbantu untuk melanjutkan studi dan mengoptimalkan riset akhir studi.
Jane Alexandry Yasmine, misalnya. Mahasiswa semester IV, Prodi Sistem Informasi FST ini mengaku sangat terbantu dengan program beasiswa mahasiswa terdampak covid 19.
Ia menuturkan, perekonomian keluarganya semakin sulit saat pandemi covid 19 merebak. Ibu yang jadi tulang punggung ekonomi keluarga dengan berdagang makanan kecil turut terdampak. Pendapatan hasil berjualannya menurun.
"Imbasnya ke saya. Apalagi tahun ini, adik saya lulus SD dan harus masuk SMP. Mulanya, saya mau berhenti kuliah saja biar meringankan biaya yang ditanggung ibu. Tapi ada info beasiswa STF, segera saya ajukan dan Alhamdulillah saya diterima," ungkap Jane.
Baca: Kemendikbud-Ristek Harus Dipimpin Figur Berpengalaman
Selain bisa terus melanjutkan kuliah, Jane juga mengaku mendapat banyak hal dari program beasiswa tersebut. Selain bisa ikut dalam program-program filantropi untuk membantu pelajar dan mahasiswa yang bernasib sama, ia juga bisa menyalurkan hobinya menulis sebagai relawan filantropi.
Senada, mahasiswa program magister SPs UIN Jakarta, Muhammad Mashudi, mengaku bisa mengoptimalkan riset penulisan tesisnya setelah mendapat beasiswa PAAS. Ia menulis topik riset magisternya bertajuk ‘Studi Perbandingan Metode Istinbath Hukum Fatwa-Fatwa Sayyid Usman dan Syekh Ahmad Khotib al-Minangkabawi'.
"Setelah mendapat beasiswa, saya dapat banyak akses sumber. Ada 50 kitab Sayyid Utsman dari Aceh. Di Belanda juga banyak manuskrip-manuskrip Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, saat mengakses per lembarnya harus mengeluarkan biaya," ujar Mashudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News