Simposium ini merupakan agenda tahunan yang digelar sejak 2012. Untuk tahun ini mengusung tema 'Guru Penggerak Indonesia Maju'.
Kepala P4TK IPA, Enang Ahmadi menyebut, tujuan dari Simposium Nasional ini salah satunya sebagai forum saling berbagi pengalaman guru IPA yang terpilih. "Kami beri ruang untuk maju, kami siapkan jalan tol-nya. Supaya guru bergerak tanpa kesulitan, kami siapkan regulasinya, jalannya, dan memfasilitasinya," kata Enang kepada wartawan di Mercure Batavia, Jakarta Barat, Selasa, 26 November 2019.
Enang menyebut, bakal ada 200 guru yang akan memaparkan karyannya terkait pembelajaran IPA di sekolah. Sebanyak 200 guru tersebut hasil seleksi dari 400 peserta yang mengikuti simposium.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Sri Renani Pantjastuti berharap dengan adanya simposium ini guru IPA termotivasi untuk bisa lebih kreatif. Sehingga bisa mengajarkan kepada peserta didik pentingnya pelajaran IPA.
"Guru harus kreatif untuk menunjukan bahwa belajar IPA itu penting, menarik dan memang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Momen ini juga digunakan P4TK untuk meluncurkan empat karya P4TK IPA yang dipersembahkan bagi guru IPA di seluruh Indonesia. Keempat karya tersebut adalah Didamba (Diklat Daring Masif dan Terbuka), De- MIKROSKOP (Media Informasi Kepala Laboratorium IPA), SimEdi (SIM Evaluasi Diklat), dan Modis Pisan (Mobil Pendidikan Semua Pintar Sains).
Enang menuturkan keempat program ini merupakan bagian dari inovasi layanan yang dikembangkan dalam rangka memberikan layanan peningkatan kompetensi yang lebih baik, khususnya bagi guru dan tenaga kependidikan di bidang IPA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News