Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar ditambah dengan iklim tropis. Hal ini membuat berbagai potensi bencana, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan longsor sering terjadi.
Kondisi ini menuntut masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang mitigasi dan literasi kebencanaan. Melansir laman kms.bmkg.go.id, urgensi terhadap literasi bencana sangat penting.
Urgensi ini ditambah dengan adanya pengalaman masyarakat yang dihadapkan dengan pandemi covid-19. Nyatanya, pandemi covid-19 yang melanda pada awal 2020 turut membawa tantangan.
Situasi semakin pelik karena masyarakat dibombardir informasi simpang siur. Prediksi gempa yang tidak berdasar hingga teori konspirasi terkait cuaca dan pandemi.
Di tengah kecemasan global, penyebaran informasi palsu berpotensi menambah kepanikan dan menghambat kesiapsiagaan. BMKG melakukan adaptasi terkait cara baru dalam menyampaikan literasi kebencanaan.
Pemanfaatan teknologi digital, media sosial, hingga aplikasi berbasis mobile menjadi strategi untuk menjaga edukasi publik tetap berjalan, meski tanpa tatap muka langsung. Upaya ini penting untuk memastikan masyarakat tetap siap menghadapi risiko bencana, bahkan di tengah krisis kesehatan sekalipun.
Baca juga: Guru Besar UGM Tekankan Pentingnya Literasi Kebencanaan |
Setidaknya masyarakat harus paham dulu poin penting terhadap urgensi literasi bencana agar mitigasi bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Berikut lima poin penting urgensi literasi bencana:
5 poin penting urgensi literasi bencana
1. Indonesia sangat rawan bencana
Sebagai negara tropis yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia rawan gempa, tsunami, banjir, hingga longsor. Istilah bencana geo-hidrometeorologi merujuk pada kombinasi faktor kebumian (geo) dan cuaca/iklim (hidrometeorologi).2. Edukasi tantangan pandemi
Masyarakat mesti siap terhadap informasi yang disampaikan secara digital. Hal ini merupakan pelajaran yang dapat diambil ketika pandemi membatasi sosialisasi langsung.3. Kesadaran bencana bisa terjadi kapan pun
Indonesia bisa saja diterpa bencana kapan pun. Misalnya banjir, gempa, hingga banjir bandang.4. Waspada hoaks
Kecemasan masyarakat bisa menjadi polemik. Kondisi ini membuat masyarakat mudah terpapar hoaks. Pada tahun 2020, setidaknya 850 hoaks tersebar di masyarakat terkait pandemi covid-19.5. Literasi digital
BMKG melakukan sejumlah langkah digital guna melakukan sosialisasi mitigasi bencana. Mulai dari website resmi dan sub-situs tematik, aplikasi mobile info BMKG, WRS-BMKG hingga pelaporan cuaca, media sosial hingga webinar dan acara daring.Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id