Namun, bukannya sekadar menambah daftar komet antarbintang, 3I/ATLAS justru menimbulkan banyak tanda tanya karena menampilkan sejumlah anomali yang tak biasa.
Dilansir dari Medium milik astrofisikawan Harvard, Avi Loeb, objek ini mungkin bukan sekadar bongkahan es dan debu biasa, melainkan ‘sesuatu yang lain’. Beberapa laporan dari The Debrief dan Gulf News juga mengatakan bahwa 3I/ATLAS memperlihatkan perilaku yang sulit dijelaskan secara ilmiah.
Fenomena tak biasa ini muncul dari data yang dikumpulkan selama objek tersebut melakukan perjalanan melalui tata surya kita. Setidaknya, ada sedikitnya enam keanehan utama yang membuat 3I/ATLAS berbeda dari komet lain yang pernah teramati.
Apakah objek ini benar-benar komet, atau sesuatu yang lain sama sekali?
1. Ukuran di Luar Dugaan
Perhitungan awal menunjukkan, diameter 3I/ATLAS bisa mencapai 20 kilometer jika diasumsikan memiliki tingkat pantulan cahaya (albedo) seperti asteroid biasa. Ukuran ini 20 kali lebih besar dibanding 1I/‘Oumuamua, objek antarbintang pertama yang ditemukan pada 2017. Temuan ini membuat ilmuwan terkejut karena peluang munculnya benda sebesar itu dari luar Tata Surya dianggap sangat kecil.
2. Lintasan yang ‘Terlalu Tepat’
Laporan Gulf News mencatat bahwa lintasan 3I/ATLAS tampak tepat melewati wilayah orbit planet-planet dalam dengan sudut yang tidak biasa. Ia bergerak searah dan hampir sejajar dengan jalur orbit planet-planet, hanya miring sekitar 5° saja. Beberapa peneliti menilai, pola ini terlalu “pas” jika dibandingkan dengan kemungkinan lintasan acak benda antarbintang, sehingga memunculkan spekulasi liar mengenai kemungkinan asal-usul buatan.
3. Komposisi Kimia Tak Lazim
Data spektrum menunjukkan adanya unsur nikel tanpa besi, serta senyawa karbonil nikel (Ni(CO)₄), zat yang di Bumi hanya dikenal dari proses industri. Data juga menunjukkan bahwa 3I/ATLAS hanya mengandung sekitar 4% uap air, tetapi justru memiliki kelebihan besar gas CO² (karbon dioksida).
Perbandingan CO² terhadap air yang sangat tidak biasa ini belum pernah ditemukan pada komet lain yang dikenal manusia. Fenomena ini sulit dijelaskan melalui mekanisme alami pembentukan komet, dan menjadi salah satu anomali paling membingungkan.
| Baca juga: Perbedaan Asteroid, Meteor dan Komet: dari Komposisi hingga Ciri Khasnya |
4. Ekor Aneh Mengarah ke Matahari
Jika biasanya ekor komet menjauh dari Matahari akibat dorongan angin surya, 3I/ATLAS justru menampilkan "anti-solar tail", pada bulan Juli hingga Agustus, ekor komet 3I/ATLAS justru mengarah ke Matahari, berlawanan dengan perilaku alami komet yang didorong oleh angin Matahari. Meskipun ekornya kembali ke posisi normal beberapa minggu kemudian, anomali ini menimbulkan keraguan.
Menurut laporan The Debrief, ini merupakan salah satu tanda bahwa objek tersebut mungkin memiliki sifat elektromagnetik atau reflektif yang berbeda dari komet pada umumnya.
5. Polarisasi yang Berperilaku Terbalik
Sebelum mencapai titik terdekat dengan Matahari, 3I/ATLAS memancarkan cahaya dengan polarisasi negatif, sifat optik yang belum pernah terlihat pada komet sebelumnya. Cahaya yang dipantulkan oleh komet ini "berperilaku" terbalik. Alih-alih menyerupai pantulan debu es di komet, polarisasinya justru lebih mirip benda padat seperti planet kecil atau asteroid.
6. Rasio Massa-ke-Cahaya, Kecepatan dan Percepatan Non-Gravitasi
Menurut Avi Loeb, 3I/ATLAS menunjukkan rasio massa-ke-cahaya yang luar biasa tinggi, yang berarti objek ini memantulkan cahaya secara tidak efisien untuk ukurannya. Kecepatan 3I/ATLAS juga luar biasa tinggi, sekitar 68 km/detik saat memasuki tata surya. Selain itu, objek ini menunjukkan adanya percepatan non-gravitasi signifikan yang tidak dapat dijelaskan hanya oleh tarikan gravitasi.
Jika seluruh anomali itu terkonfirmasi, 3I/ATLAS akan menjadi objek antarbintang paling misterius yang pernah memasuki Tata Surya, bahkan melampaui ketenaran ‘Oumuamua dan Borisov.
Para ilmuwan kini menantikan data tambahan yang akan menentukan, apakah 3I/ATLAS hanyalah komet dengan perilaku ekstrem, atau bukti awal keberadaan teknologi dari luar Tata Surya. Apa pun hasilnya, 3I/ATLAS telah mengingatkan kita bahwa alam semesta masih menyimpan banyak misteri.
(Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id