"Saya dari awal selalu bilang Merdeka Belajar kalau hanya jadi kebijakan pemerintah pusat pasti enggak akan ke mana-mana. Kalau saya enggak jadi menteri lagi ilang. Itu kenapa Merdeka Belajar bukan kebijakan tapi sebagai gerakan. Tiap kali saya ditanya gimana kalau cabut (jadi menteri)? Saya jawabannya, ujung-ujungnya Merdeka Belajar lanjut atau tidak ada di tangan kalian, di tangan Bapak Ibu," kata Nadiem dalam Dialog Penggerak di SMP Lokon St. Nikolaus Tomohon, Jumat, 6 Januari 2023.
Dia menuturkan gerakan itu terjadi bila Guru Penggerak sudah diangkat menjadi kepala sekolah, pengawas, bahkan kepala dinas. Lalu, Kurikulum Merdeka bukan lagi suatu kebijakan tapi filsafat baru dalam pembuat kurikulum.
Guru-guru juga terlibat dalam membuat kurikulum di sekolah masing-masing yang cocok untuk muridnya. Nadiem mengatakan gerakan juga terjadi saat semua asesmen nasional dimengerti dan literasi numerasi dirasa begitu penting.
"Ke mana pun arah kebijakan kementerian bila itu terjadi, saya rasa akan sangat sulit membendung gerakan ini," ujar Nadiem.
Dia mengakui perubahan membingungkan di awal. Namun, perubahan itu bakal berbuah manis dan hanya guru-guru yang dapat mendorong hal itu.
"Perubahan itu tidak bisa didorong oleh menteri bahkan sangat sulit didorong kepala dinas, pemda. Ujung-ujungnya perubahan harus terjadi di masing-masing sekolah dan kalau pemimpin setiap sekolah merasa ini baik, saya rasa Merdeka Belajar akan berjaya terus berpuluh tahun ke depan," kata Nadiem.
| Baca juga: Pertama Kali ke Sulut, Nadiem Diberondong Pertanyaan oleh Guru dan Mahasiswa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
