Namun Bali, tidak sebatas menyimpan kekayaan alam yang indah dan tradisi lokalnya. Sebagai bagian dari kebudayaan itu sendiri, Bali juga memiliki pakaian adat yang estetik, baik untuk perempuan maupun laki-laki.
Filosofi Pakaian Adat Bali
Melansir laman budaya-indonesia.org, pakaian adat Bali mengandung filosofi mendalam. Sebenarnya filosofi setiap pakaian adat di mana pun pada umumnya sama, hanya saja untuk Bali karena sifatnya sakral dan mendunia, maka filosofi pakaian adat Bali penting dalam eksistensinya.Pakaian adat Bali biasanya dipakai saat upacara adat dan keagamaan atau upacara perayaan besar. Adapun pakaian adat madya dipakai saat ritual sembahyang harian atau menghadiri acara pesta, seperti pesta kelahiran anak, syukuran panen, atau kelulusan anak.
Filosofi pakaian adat ini bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi, yaitu Tuhan yang diyakini memberikan keteduhan, kedamaian, dan kegembiraan bagi umat Hindu yang mempercayainya.
Masing-masing daerah mempunyai ornamen yang berbeda dan memiliki arti simbolis tertentu. Meski begitu, pakaian adat Bali sejatinya sama, yaitu bentuk kepatuhan terhadap Sang Hyang Widhi. Pakaian ini turut digunakan untuk membedakan kasta, yang dibuat manusia sendiri.
Manusia semuanya sama di hadapan Sang Hyang Widhi. Selain berfungsi sebagai penghormatan kepada sang pencipta, pakaian adat ini juga sebagai penghormatan kepada tamu yang datang.
Adapun dasar konsep dari pakaian adat Bali yang dikutip dari laman bali.kemenag.go.id, adalah konsep tapak dara (swastika) yang disebut sebagai Tri Angga. Konsep ini terdiri atas tiga, yakni Dewa Angga dari leher ke kepala, Manusa Angga dari atas pusar sampai leher, Butha Angga dari pusar sampai bawah.
Pakaian Adat Bali untuk Perempuan
Pakaian adat Bali umumnya ada tiga, yaitu untuk upacara keagamaan, untuk upacara pernikahan, dan untuk aktivitas sehari-hari. Pakaian adat Bali juga berbeda apabila dikenakan oleh lelaki dan perempuan.Remaja putri mengenakan sanggul saat ke pura. Sanggul atau pusung gonjer untuk remaja putri, sedangkan untuk perempuan dewasa mengenakan pusung tagel. Busana Agung merupakan pakaian adat Bali yang paling mewah. Pakaian ini biasanya dikenakan saat acara potong gigi atau perkawinan.
Busana Agung memiliki banyak variasi sesuai tempat, waktu, dan keadaan. Kain yang dijadikan pakaian adat ini adalah wastra wali khusus untuk upacara atau wastra putih sebagai simbol kesucian. Ada juga kain songket dijadikan pengganti kain ini.
Di sisi lain, mengutip dari laman perpustakaan.id, pakaian adat Bali perempuan terdiri atas kebaya dan kamen. Masyarakat setempat juga mengenakan kebaya seperti baju adat di Jawa. Hanya saja perbedaan dari kebaya ini adalah tidak glamor ala keraton.
Motif dari kebaya Bali sangat sederhana, bahkan tanpa motif. Hal ini berbeda dengan kebaya Jawa. Bagian bawahannya disebut kamen. Kamen sekilas mirip kain batik, tapi sebagian besar bermotif bunga.
Pakaian Adat Bali Lelaki
Lelaki di Bali mengenakan kain songket sebagai pakaian adat Bali. Mereka juga menggunakan kampuh gelagan atau dodot untuk menutupi dada.Perempuan Bali ketika mengenakan Busana Agung biasanya menggunakan kain lapis dalam yang disebut sinjang atau tapih untuk mengatur langkah agar terlihat anggun. Selain nilai keindahan yang ada di pakaian adat Bali, ada juga nilai filosofis dan simbolik yang tersembunyi dalam bentuk, fungsi, dan maknanya.
Pakaian adat Bali lelaki memiliki ciri lain yakni pakaiannya lebih kompleks dibanding perempuan. Atasan baju adat lelaki disebut dengan yoko.
Yoko memiliki warna putih saja. Bentuk dari atasan pakaian adat Bali lelaki sejenis kemeja atau jas yang berkerah.
Bagian bawahan pakaian lelaki menggunakan kamen. Kamen berbentuk sarung yang terbuat dari bahan yang tipis yang bermotif mirip kain batik. Bagian tengahnya berbentuk lancip menjulur ke tanah sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Di bagian lain juga terdapat saput pada pinggang. Pemakaian saput diletakkan di lapisan atas kamen. Saput bermotif corak, tapi tidak mencolok.
Akesoris Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali dilengkapi dengan beberapa item yang terdiri atas kamen untuk lelaki, songket untuk lekaki dan perempuan, udeng untuk lelaki dan sanggul lengkap dengan tiaranya untuk perempuan. Lelaki juga memasangkan keris, sedangkan perempuan menggunakan kipas sebagai aksesorisnya.Harga aksesoris ini bervariasi. Songket Bali bisa didapatkan sesuai kemampuuan finansial pembeli, mulai harga lima ratus ribu hingga jutaan rupiah dengan balutan kain halus dan benang emas. Adapun untuk kualitas biasa bisa dijumpai di pasaar-pasar tradisional dengan harga terjangkau.
Aksesoris pakaian adat Bali mencakup sanggul, selendang, dan sabuk prada.
Berikut makna aksesoris pakaian adat Bali untuk perempuan:
a. Sanggul
Ciri khas dari sanggul Bali adalah bentuknya panjang. Panjang sanggul bisa mencapai 50 cm, serta dilengkapi bunga kamboja. Tiga jenis sanggul yang menempel pada pakaian adat Bali, antara lain, pusung gonjer, pusung tagel, dan pusung kepupu atau podgala.Pusung gonjer dipakai oleh perempuan yang belum menikah. Pusung tagel dikenakan oleh perempuan yang telah menikah. Sementara, pusung kekupu digunakan oleh perempuan yang berstatus janda.
b. Selendang
Selendang atau senteng dipakai dengan cara diselempangkan di atas bahu. Filosofi dari selendang ini adalah bentuk perwujudan kebaktian seorang anak perempuan kepada orang tuanya.c. Sabuk prada
Sabuk prada mengandung filosofi untuk melindungi diri dari perbuatan buruk serta sebagai pelindung rahim.Aksesoris pakaian adat lelaki, antara lain, udeng dan sabuk selendang.
Berikut makna aksesoris pakaian adat Bali untuk laki-laki:
a. Udeng
Udeng adalah jenis ikat kepala khas pakaian adat Bali. Udeng juga sebagai identitas dari pakaian Bali lelaki. Udeng memiliki filosofi dan jenis. Dua motif jenis udeng, yakni polos atau berwarna putih dan motif batik.Udeng tanpa motif atau polos dipakai untuk upacara keagamaan. Adapun udeng bermotif dipakai untuk kegiatan sehari-hari.
b. Sabuk selendang
Aksesoris ini memiliki filosofi sebagai penjaga pemakainya dari hal yang berbahaya atau negatif. Jadi, selendang bukan hanya sekedar aksesori. Selain itu, sabuk selendang mempunyai fungsi sendiri.Saput Poleng
Saput poleng termasuk bagian terpisah dari pakaian adat Bali. Saput poleng memiliki motif kotak-kotak yang berwarna hitam dan putih. Saput poleng bersifat sakral, sehingga hanya orang tertentu yang diizinkan memakai.Saput poleng bermakna filosofis pada warnanya. Warna putih melambangkan hal yang positif, seperti kebahagiaan, kebaikan, anugerah, kebenaran, dan pencerahan. Sementara, warna hitam melambangkan hal negatif, seperti kegelapan, keburukan, musibah, kebohongan, dan kesedihan.
Itulah informasi seputar pakaian adat Bali mulai dari filosofis, jenis, hingga aksesorisnya. Semoga artikel ini bermanfaat. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: Apa Itu Nasionalisme? Pengertian, Penyebab, hingga Pengaruhnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News