Dirjen PAUD Pendidikan Dasar Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumeri mengatakan, peserta didik di kedua jenjang tersebut belum bisa mandiri dalam mengakses bahan pembelajaran. “Pada jenjang ini yang paling terkena dampak, karena mereka belum bisa mengakses pembelajaran dengan baik," terang Jumeri dalam Bincang Sore Kemendikbud, Jumat, 28 Agustus 2020.
Karena itu, Kemendikbud membuat modul pembelajaran untuk membantu peserta didik, guru dan orang tua untuk mendukung proses BDR. Modul tersebut dapat digunakan oleh guru untuk memberikan pembelajaran, kemudian untuk orang tua bisa menjadi panduan saat mendampingi anak selama BDR.
“Dan ada modul untuk muridnya, ada tiga modul sekaligus yang bisa dihabiskan dalam seminggu, sehingga anak-anak kita atau orang tua bisa melakukan bimbingan kepada anak-anak,“ jelas Jumeri.
Baca juga: Bantuan Pulsa Cair, Kualitas Belajar Daring Harus Diperbaiki
Kemendikbud saat ini sudah menerbitkan 12 modul yang dapat digunakan oleh guru. Mulai dari merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sederhana, menyusun kegiatan pembelajaran berbasis bermain yang kontekstual sesuai dengan minat anak dan kondisi rumah.
Selain itu juga modul untuk melaksanakan penilaian pembelajaran dan perkembangan anak, serta informasi lain yang mendukung tugas guru. Sementara, buku saku bagi orang tua dapat digunakan orang tua untu memotivasi anak belajar.
"Bisa melalui tari, musik, dan bahasa. Itu ada modul bagaimana orang tua memotivasi anak,” ujarnya.
Sedangkan untuk jenjang SD, modul belajar tersedia untuk siswa kelas satu hingga enam. Modul ini dikembangkan dengan fokus utamanya pada kompetensi literasi, numerasi, pendidikan karakter, dan kecakapan hidup.
Modul jenjang PAUD dapat diakses lewat tautan https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/buku-saku-paud/. Sedangkan modul pembelajaran untuk jenjang SD dapat diakses melalui tautan https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/tingkat-sd-modul-belajar-literasi-numerisasi/.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
