Menurut Nizam, hard skills dan soft skills yang didapatkan dalam perkuliahan masih sangat belum cukup. Ia menambahkan, bahwa mahasiswa juga harus terjun langsung ke dalam dunia industri untuk mendapatkan ilmu.
Nizam menilai, inilah pentingnya program belajar Kampus Merdeka, sebab perguruan tinggi akan menyiapkan ruang bagi mahasiswa yang dibimbing para dosen yang hebat untuk mencoba, mencicipi masuk dunia kerja seperti apa.
"Seperti mahasiswa yang ingin menjadi diplomat, sehingga tahu bagaimana komunikasi dan etika dalam diplomasi, atau menjadi legislator, mahasiswa tak hanya belajar ilmu tetapi juga bisa praktik dalam penggunaaan peraturan perundang-undanganan di rumah rakyat atau gedung DPR,” ujar Nizam.
Menurut Nizam, ini semua membutuhkan ruang yang luas bagi para mahasiswa untuk mengembangkan talenta, bakat dan passion. Ia menegaskan bahwa Merdeka Belajar Kampus Merdeka membuka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk tidak berada dalam ruang yang sempit atau pilihan yang terbatas.
Selanjutnya, Nizam juga menyatakan capaian pembelajaran lulusan yang terpenting ada dua yaitu kebekerjaan lulusan yaitu kesiapan lulusan untuk menciptakan dunia kerja yang hari ini belum ada dan kesiapan kampus untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi setiap harinya. Ia berharap dengan ada kolaborasi antara kampus dengan industri akan menghidupkan SDM unggul dan menjadi mata air bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Baca juga: Nadiem Sebut Belum Ada Kemerdekaan Berinovasi di Sekolah
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani mengatakan, bahwa dari delapan aktivitas Kampus Merdeka yang paling diminati adalah magang, studi transfer ke luar negeri dan studi independen bersertifikat. Adapun bagi perguruan tinggi, kegiatan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) sendiri merupakan salah satu kriteria dalam 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk mencapai transformasi pendidikan tinggi.
Di sisi lain, menurut Paris, yang paling mengesankan dalam perkuliahan adalah inovasi pembelajaran dari luar kampus. Ia menyebut kebutuhan inovasi dalam era digital dan industri 4.0 yang paling dibutuhkan adalah soft skill.
Menurutnya, pengembangan soft skill sangat penting dalam transformasi pendidikan tinggi. Semua ilmu bisa didapatkan dari dosen, tapi berkomunikasi, berkolaborasi,mengidentifikasi masalah, curiousity, keinginan-keinginan untuk berbuat baik kemudian mencari solusi itu semuanya ada pada saat kita bekerja dengan teman industri.
"Karena di sana ada masalah, kita sebagai intelektual harus mempunyai solusi. Jadi problem based solving tiap hari harus dilakukan dan gak bisa sendirian harus kolaborasi, kolaborasi dan kolaborasi,” ujarnya.
Ia pun berharap melalui program Magang dan Studi Independen Bersertifikat, mahasiswa tidak menyia-nyiakan kesempatan dan melakukan pengembangan kompetensi khususnya soft skills.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News