"Sebagai pelopor pendidikan jarak jauh terkemuka di Indonesia, UT telah menunjukkan perhatian dan kontribusi yang luar biasa dalam peningkatan kompetensi SDM melalui penyediaan akses dan pemerataan pendidikan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia, termasuk yang tinggal di luar negeri," ucap Yusli, dikutip dari siaran pers, Selasa, 28 September 2021.
Ia menyebut, hal ini sejalan dengan salah satu program KBRI Tokyo yang berupaya melakukan peningkatan pelayanan akses pendidikan tinggi bagi seluruh WNI yang berada di Jepang. tegasnya menambahkan.
Yusli juga menyampaikan bahwa KBRI Tokyo akan terus membantu menyosialisasikan UT di Jepang. Meskipun jumlah mahasiswa baru pada masa 2021 ini mencapai 93 orang, namun ia yakin di masa mendatang jumlah peminat akan terus bertambah.
"Apabila dilihat dari data jumlah WNI yang tinggal di Jepang mencapai 67 ribu orang, lebih dari 37 ribu adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sebagian besar berstatus pemagang," ungkapnya.
Baca: Unpad-Pemkab Bandung Sepakat Gelar Pendidikan Vokasi Bidang Pertanian
Sementara, Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN), Pardamean Daulay bersyukur karena jumlah mahasiswa baru UT di Jepang terus meningkat. Ia mengingatkan, bekerja sambil belajar bukanlah hal yang mudah, butuh kemandirian dalam membagi waktu, membagi perhatian dan tenaga, serta membangun motivasi yang tiada henti.
"Apalagi, sistim pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di UT, menekankan kemandirian dan daya juang mahasiswa," tutur Pardamean.
Dalam rangkaian kegiatan OSMB tersebut, Atdikbud juga mengukuhkan Dwi Septiani sebagai Pengurus Kelompok Belajar (Pokjar) dan Taufik Rahman sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa UT Jepang. Baik Pokjar maupun Himpunan Mahasiswa telah lama dirindukan kehadirannya di negeri Sakura oleh mahasiswa UT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id