Tin Herawati menjelaskan kesiapan mental sangat penting untuk menyiapkan kemungkinan yang terjadi dan mengantisipasi risiko dalam kehidupan pernikahan. Jika tidak memiliki kesiapan mental maka akan tertekan dan stres ketika menghadapi permasalahan pernikahan.
Rendahnya kesiapan intelektual pada pernikahan anak ditunjukkan dengan belum optimalnya mempersiapkan pengetahuan dan informasi terkait kehidupan pernikahan, cara merawat kehamilan, mengasuh anak dan mengelola keuangan.
Dengan kesiapan intelektual yang baik, menurutnya, maka semakin banyak pengetahuan dan informasi yang diperoleh yang dapat membantu mengatasi permasalahan atau hambatan. Jika tidak memiliki kesiapan intelektual maka akan menyebabkan kesalahan dalam memecahkan masalah yang dapat memicu pertengkaran.
Pada umumnya, pelaku pernikahan anak belum memahami tentang kehidupan keluarga. Termasuk, tidak paham dalam melaksanakan fungsi, peran dan tugas dalam kehidupan berkeluarga. Hal ini bisa memicu konflik dalam keluarga dan berujung pada perceraian.
"Mengingat beberapa permasalahan yang ditemukan pada pernikahan anak, maka sebaiknya pernikahan disiapkan dengan baik untuk mencapai tujuan yaitu keluarga bahagia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id