Situasi ini menuntut kita untuk lebih sadar dan bertindak cepat, termasuk di lingkungan satuan pendidikan. Lalu, apa peran kita sebagai warga satuan pendidikan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim?
Melalui Pendidikan Perubahan Iklim, peserta didik dibekali dengan pengetahuan, sikap, dan aksi nyata untuk menciptakan masa depan lebih hijau dan berkelanjutan. Pendidikan ini tidak hanya menanamkan kesadaran, tetapi juga membentuk kompetensi menghadapi krisis iklim secara langsung.
Dikutip dari akun Instagram resmi @ditpsd, perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang pada suhu dan pola-pola cuaca di bumi yang bisa terjadi secara alami maupun akibat aktivitas manusia (antropogenik). Dalam menghadapinya, kita perlu melakukan dua langkah utama, yaitu mitigasi dan adaptasi.
Mitigasi bertujuan memperlambat laju perubahan iklim, sementara adaptasi adalah upaya melindungi atau menyesuaikan diri terhadap dampaknya, baik yang sudah terjadi maupun yang akan datang.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengintegrasikan Pendidikan Perubahan Iklim ke dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) dan kegiatan pembelajaran. Pendidikan ini memiliki tiga tujuan utama:
1. Penalaran
Mengembangkan pengetahuan dan kecakapan berpikir ilmiah peserta didik dalam menghadapi tantangan krisis iklim.2. Sosial emosional
Mendorong sikap kolaboratif, reflektif, komunikatif, serta membangun motivasi dan nilai dalam merespons tantangan iklim.3. Aksi
Memampukan peserta didik untuk bertindak nyata dalam menanggulangi krisis iklim dan membangun gaya hidup rendah karbon sesuai konteks daerah masing-masing.Pelaksanaan pendidikan ini juga berlandaskan pada lima prinsip utama:
1. Relevan (R)
Mengajarkan isu global perubahan iklim dengan penerapan lokal sesuai kondisi daerah.2. Afektif (A)
Menyentuh sisi emosional, membangun empati, nilai, dan etika.3. Merujuk pada Pengetahuan (M)
Menggunakan data ilmiah, teknologi, kearifan lokal, hingga informasi dari alam sekitar.4. Aksi Nyata (A)
Berorientasi pada tindakan langsung di lingkungan satuan pendidikan.5. Holistik (H)
Dapat diterapkan di berbagai mata pelajaran, kegiatan ko-kurikuler, ekstrakurikuler, hingga budaya sekolah.Berbagai pemangku kepentingan juga memiliki peran penting dalam menyukseskan Pendidikan Perubahan Iklim:
- Peserta didik diharapkan aktif mengusulkan dan melakukan aksi iklim, memantau kondisi sekolah, serta mendampingi adik kelas
- Pendidik menyisipkan materi terkait dalam pelajaran, melakukan pembiasaan di kelas, dan berkomunikasi dengan orang tua
- Pimpinan satuan pendidikan mencanangkan program ramah iklim, mendukung peningkatan kapasitas warga sekolah, serta menjalin kemitraan
- Keluarga dapat melakukan praktik aksi iklim di rumah dan menjadi relawan dalam aksi sekolah
- Pemerintah daerah diharapkan membantu dari sisi sumber daya dan menghubungkan sekolah dengan kemitraan lebih luas
- Lembaga masyarakat turut mendampingi, memberikan contoh praktik baik, serta membuka akses jejaring yang lebih besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News