“Kesuksesan meningkatkan jumlah guru besar atau profesor merupakan bagian dari komitmen UNS yang secara berkelanjutan menargetkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kualitas pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi,” kata Jamal usai pengukuhan empat guru besar baru dikutip dari laman uns.ac.id, Rabu, 17 Januari 2024.
Jamal menuturkan guru besar usai dikukuhkan akan mempertaruhkan nama dan muruah keilmuanya. Pengabdian intelektualitasnya diharapkan mampu membangun jembatan antara disiplin ilmu dengan kemajuan masyarakat.
Menghadapi dinamika global yang terjadi saat ini, keilmuan harus mampu membumi dan tanggap serta responsif terhadap berbagai perubahan di masyarakat. Kesigapan ilmu pengetahuan terutama dalam menghadapi era dengan karakter ketidakpastian, menuntut adanya fleksibililitas dan cara pandang transdisipliner.
Jamal menyebut ini merupakan tantangan berat bagi guru besar jika ingin tetap eksis di tingkat global. Berpikir kritis, kreatif, dan produktif dalam berkarya di ruang akademik saat ini tidak bisa lagi dilakukan sendirian.
Seorang profesor yang identik dengan ilmuwan dan cendekiawan seyogyanya harus mulai keluar dari zona nyaman dan tidak perlu merasa khawatir ilmunya tercemar dari ilmu lain. Di saat dunia terus tumbuh dan berkembang, di saat itu lah dibutuhkan kehadiran sosok intelektual yang sanggup bersinergi, berkolaborasi, dan saling berbagi ilmu dalam mencari solusi dari sebuah permasalahan bangsa secara komprehensif.
Jamal menuturkan menyandang jabatan fungsional akademik tertinggi, yakni Profesor membawa konsekuensi seorang guru besar setidaknya terikat kontrak kewajiban untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, menulis buku, publikasi ilmiah di jurnal internasional, dan menyebarluaskan gagasan. Apabila hal tersebut tidak dapat terpenuhi, jabatan Profesor akan dicabut.
“Oleh karena itu tidaklah salah jika kami selaku pimpinan perguruan tinggi meminta kepada Profesor siap menjaminkan dedikasinya untuk produktif berkarya dan senantiasa memberikan kontribusi terbaiknya bagi perkembangan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi,” ujar Jamal.
Jamal mengukuhkan empat guru besar baru. Mereka yakni Prof. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd, Guru Besar ke-78 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan ke-299 UNS. Dia dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan IPA SD dengan pidato inagurasi berjudul ‘Penguatan Empati Lingkungan di Sekolah Dasar melalui Stimulasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan’.
Kedua, Prof. Dr. dr. Trisulo Wasyanto, SpJP (K), FIHA, FAPSC, FAsCC. merupakan Guru Besar ke-49 Fakultas Kedokteran (FK) dan ke-300 UNS. Dia dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah Perawatan Intensif dan Kegawatan Kardiovaskuler dengan pidato inagurasi berjudul ‘’Peran Novel Biomarker Dalam Diagnostik dan Prognostik Serangan Jantung Mendadak’.
Ketiga, Prof. Dr. Indah Widiastuti, S.T., M.Eng. merupakan Guru Besar ke-79 FKIP dan ke-301 UNS. Indah dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknik Material dengan pidato inagurasi berjudul ‘Eksplorasi Material Berbasis Plastik Daur Ulang dalam Penguatan Green Skills pada Technical Vocational Education & Training (TVET)’.
Keempat, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Rahayu, S.P., M.P. merupakan Guru Besar ke-45 Fakultas Pertanian (FP) dan ke-302 UNS. Rahayu dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pedology dan Survey Tanah dengan pidato inagurasi berjudul ‘Implementasi Pedologi Dalam Menjawab Kebutuhan Pertanian dan Non Pertanian di Masa Depan’.
Baca juga: Cek Daya Tampung S1 Jalur Mandiri UNS di Sini |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News