Heri mengungguli dua calon lainnya, yakni Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG (Fakultas Kedokteran UI) yang mendapat satu suara dan Teguh Dartanto, Ph.D. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI) yang mendapat empat suara.
Dekan Fakultas Teknik UI itu sudah lama berkiprah di Universitas Indonesia. Yuk kita kenalan lebih dalam dengan Heri.
Dilansir dari herihermansyah.com, Heri lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 18 Januari 1976. Heri menimba ilmu di Fakultas Teknik UI pada jurusan Teknik Gas dan Petrokimia pada 1994-1998.
Heri sempat bekerja di International Trading Company selama kurang lebih 1 tahun. Kemudian, dia diminta kembali mengabdi di almamater sebagai dosen.
Setelah mengabdi sebagai dosen, Profesor Heri memperdalam keilmuan Teknik Kimia di Tohoku University, Japan dengan mendapatkan Master’s Scholarship dari Panasonic (2000-2003) dan PhD Scholarships dari Hitachi (2003-2006).
Sebagai dosen di UI ia mengajar mata kuliah Biokatalis hingga Kesehatan, Keselamatan, Lingkungan (K3LL). Dia juga mengajar Rekayasa Reaksi Kimia dan Pengelolaan Limbah Biologik.
Heri meraih gelar Guru Besar di Departemen Teknik Kimia FTUI pada 2013 dalam usia 37 tahun. Capaian ini sekaligus menjadikan Heri sebagai Guru Besar Termuda yang pernah dimiliki FTUI.
Selama berkiprah di UI, Heri pernah menjabat sebagai Associate Dekan Bidang Kerja Sama, Mahasiswa, Alumni dan Ventura, Fakultas Teknik di UI. Dia menghabiskan enam tahun sebagai dosen inti riset sekaligus ketua prodi Teknologi Bioproses di UI.
Heri terpilih sebagai Dekan FTU UI pada 2021. Jabatan itu bakal dia emban pada 2022-2026.
Beragam prestasi telah ia torehkan sejak masih menjadi mahasiswa. Antara lain Mahasiswa Berprestasi UI Bidang Penalaran (1997), Mahasiswa Terbaik TGP FTUI selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 1995-1997, dan Third Winner di Society Petroleum Engineer (SPE) Student Paper Contest (1997).
Melansir laman smartcity.ui.ac.id, Heri juga meraih sejumlah penghargaan atas kontribusinya seperti IDB Prize in Science Technology atas nama Direktorat Riset dan Masyarakat Engangement UI dan Bintang Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia.
Heri mengaku tak bisa menggambarkan seluruh tantangan dalam proses pemilihan rektor. Ia hanya berharap mendapat banyak dukungan ketika memimpin UI.
"Pada dasarnya saya ingin mengatakan untuk memajukan UI tidak bisa oleh seorang superman tapi supertim. Semua stakeholder UI baik dalam dan luar kampus itu bersama-sama bergandeng tangan untuk memajukan UI bersama," kata Heri usai terpilih sebagai Rektor UI periode 2024-2029.
Ia berharap seluruh pihak dapat bekerja sama untuk berkontribusi bagi kemajuan UI. Heri menegaskan berkontribusi bagi UI sama dengan berkontribusi bagi negara.
"Kita jadikan UI menjadi penggerak kemajuan bangsa ini. Mari kita growing together," tegas dia
| Baca juga: Selamat! Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah Terpilih Sebagai Rektor UI 2024-2029 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
