Liana lahir di Desa Polewali, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Saat usianya baru dua tahun, orang tuanya harus berimigrasi ke daerah pelosok di Dusun Dunru, Desa Pationgi, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone.
Namun, Desa Pationgi merupakan daerah terpencil, di mana untuk mencapai sekolah dasar terdekat, perlu waktu empat jam dengan berjalan kaki. Tak heran, banyak siswa putus sekolah karena tak sanggup menempuh perjalanan sejauh itu setiap harinya.
Menyadari hal itu, orang tua Liana kembali ke desa kelahirannya di Libureng untuk bersekolah. Namun, saat lulus sekolah dasar dan ingin melanjutkan ke SMP, di desanya tidak ada jenjang SMP.
Liana bersyukur mempunyai orang tua yang selalu mendukung apa pun yang terbaik untuk pendidikannya. Orang tuanya mempunyai prinsip, Liana harus bersekolah setinggi-tingginya agar kehidupannya lebih baik.
Akhirnya, Liana bersekolah di tempat yang jauh dan menumpang di salah satu kerabatnya. Begitupula saat masuk ke SMK, dia menumpang di kerabat lain.
“Lulus SMP saya langsung masuk SMK dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat, tak terpikir bisa kuliah,“ ujar Liana dikutip dari laman Puslapdik Kemdikbud, Kamis, 7 September 2023.
Namun, takdir berkata lain. Menjelang lulus SMK pada 2017, Liana mencoba mendaftar Bidikmisi dan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi. Liana dinyatakan diterima di Program Studi Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Makasar dan memperoleh bantuan Bidikmisi.
Dia tak menyangka bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi dengan bantuan pendidikan dari pemerintah. Bahkan, dia lulus dari Universitas Negeri Makasar dengan predikat Cumlaude dan menjadi wisudawati terbaik pada 2021.
“Saya tidak pernah membayangkan akan tiba di titik ini, dahulu saya hanya berpikir sekolah sampai tamat SMK itu sudah sebuah kesyukuran," cerita gadis berusia 25 tahun itu.
Selepas kuliah S1, Liana berhasil memperoleh Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek skema pelaku budaya di jenjang S2 Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makasar.
Liana memilih prodi Pendidikan Seni Rupa di jenjang S2 lantaran menyukai hal-hal berbau desain dan budaya. Dia berharap melalui prodi Pendidikan Seni Rupa bisa belajar lebih dalam tentang budaya.
Aktif di berbagai kegiatan
Selama kuliah S1, Liana aktif di berbagai kegiatan luar kampus. Salah satunya menjadi relawan pendidikan untuk daerah pelosok, yakni di Desa Pationgi, tempat Liana dan orang tuanya dulu pernah berkebun.Liana menjadi relawan pembelajaran kelas jauh di SD Inpres 52/8 Pationgi yang diprakarsai kakak ibunya. Melalui kegiatan itu, setiap sore Liana mendatangi rumah warga untuk memberikan edukasi betapa pentingnya pendidikan dasar untuk anak.
Sedangkan, di setiap akhir minggu, Liana membuat kegiatan yang mengedukasi siswa memanfaatkan lingkungan sekitar. “Saya mengajak siswa membuat bingkai dari ranting pohon dengan bahan yang mudah didapat agar tidak akan menyulitkan siswa untuk belajar,“ beber dia.
Pada Mei 2019, Liana menjadi relawan di Komunitas Sikola Inspirasi alam. Melalui komunitas itu, Liana ikut dalam kegiatan kelas inspirasi dan memberikan inspirasi kreatif mengenai lingkungan di Dusun Pattiro, Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
Liana mengaku mengikuti berbagai kegiatan tersebut lantaran pernah mengalami berpindah-pindah tempat untuk bisa melanjutkan sekolah.
“Dari pengalaman itu, saya punya keyakinan, setiap anak berhak merasakan dan menempuh pendidikan secara merata,“ ujar gadis yang di sela-sela kegiatan sosial dan studinya ini masih sempat berbisnis online.
Dia berharap dengan pemerataan pendidikan sampai di pelosok akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah. Selain aktif di luar kampus, Liana juga aktif di berbagai kegiatan di dalam kampus.
Salah satunya menjadi Ketua Panitia Fashion Show PKK FT-UNM 2020 yang menghadirkan 76 desainer muda. Selepas kuliah pada 2021, Liana bergelut pada berbagai kegiatan di desa kelahirannya.
Saat pandemi covid-19, Liana berinisiatif membentuk komunitas pemuda kreatif dan menjadi relawan pembuatan masker dengan bantuan pemerintah setempat,
“Ya, pada saat covid-19 mewabah saya ikut andil sebagai relawan dengan memproduksi 1.000 masker dengan bantuan ibu PKK di desa saya,” beber dia.
Pada 2022, saat pandemi covid-19 mulai mereda, Liana merasakan tidak ada kegiatan yang dilaksanakan baik dari tingkat kecamatan ataupun desa setempat. Liana dan teman-teman di tanah kelahirannya merasa hampa dan rindu akan kebersamaan.
Bersamaan dengan peringatan Hari Anak Nasional pada Juli 2022, Liana mengajak pemuda di desanya merayakan Hari Anak Nasional dengan sederhana namun hasilnya maksimal. Kegiatan yang dilaksanakan selama beberapa hari dengan kegiatan akhir adalah pawai obor ternyata disambut meriah dan positif.
Bukan hanya warga desa yang hadir, bahkan tetangga desa sampai pihak kecamatanpun turut meramaikan. “Ini di luar ekspetasi kami, pemerintah desa pun kaget, ada warna dan semangat baru itulah saya sebut 'Desaku mulai menyala',” kata dia sumringah.
Tanggung jawab penerima beasiswa
Sebagai penerima beasiswa, Liana merasa memiliki tanggung jawab. Dia merasa di balik pemberian beasiswa itu ada pengabdian dan tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah yang secara tidak langsung menuntun dirinya menjadi lebih baik dan menjadikan orang lain baik.Liana aktif melakukan banyak kegiatan untuk memperkenalkan beasiswa dan aktif pada kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dia juga aktif mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan upaya pemerataan pendidikan di pelosok.
“Menjadi jauh bukan berarti menjadi tak mampu, menjadi jauh adalah sebuah resolusi untuk merasakan nikmat sebuah perjalanan,” ujar Liana.
Selepas lulus S2 kelak, Liana berharap bisa melanjutkan ke jenjang S3. Dia ingin memberikan sumbangsih untuk tanah kelahirannya.
“Yakni menata sejak dini anak-anak muda yang lebih kreatif dan kritis yang alhamdulilah sudah mulai muncul sejak terbentuknya komunitas pemuda kreatif dan satu saat saya ingin memiliki hak pasti untuk banyak orang. Saya ingin menjadi Menteri,“ ujar dia.
Baca juga: Inspiratif, Anak Petani Gunung Lawu Kuliah S1-S3 di UGM Full Beasiswa |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News