Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo mengatakan salah satu masalah krusial sektor pendidikan, minimnya penyerapan tenaga kerja lulusan SMK di sektor industri. Pendidikan vokasi belum link and match dengan industri. Padahal, lulusan SMK turut menyumbang banyak angka pengangguran di Indonesia.
Industri juga belum banyak melibatkan SMK untuk menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Di sisi lain, SMK sendiri masih kekurangan guru mata pelajaran produktif dan kelebihan guru mata pelajaran adaptif dan normatif.
"Sehingga konten skill dan keilmuan yang bersumber dari guru mata pelajaran produktif sangat minim. Akibatnya tidak link and match dengan dunia industri. Inilah dua persoalan utama SMK. Kedua hal ini tidak diberikan solusi konkret oleh Cawapres," ujar Heru, di Jakarta, Senin, 18 Maret 2019.
Baca: Ma'ruf Amin: Jangan Takut Bermimpi, Negara akan Hadir
Kedua, peningkatan kompetensi sekolah pun masalah klasik di Tanah Air. Rata-rata nilai uji kompetensi guru (UKG) ada di nilai 65 dari skala 0-100 pada 2017.
Ketiga, masalah kesejahteraan guru yang belum ada solusi tawaran konkret dari kedua kandidat semalam. Sebab hingga kini permasalah guru honorer di setiap pergantian pemerintahan belum ada titik temu.
Sementara pemerataan guru terutama di Indonesia bagian timur masih belum terlaksana sepenuhnya. Kedua cawapres masih belum menyentuh permasalahan substansi guru.
"Para Cawapres belum menawarkan blue print guru yang bersifat komprehensif dan hulu sampai hilir," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id