Keenam, menggunakan jasa joki. Melibatkan pihak ketiga untuk menyelesikan tugas dan mengakuinya sebagai hasil karya sendiri.
"Selanjutnya ada bentuk plagiarisme tidak disengaja. Ini bisa terjadi karena lupa mensitasi atau mengutip sumber atau melakukan parafrase secara tidak sengaja," terangnya.
Kedelapan, plagiarisme parafrase atau melakukan parafrase suatu sumber gagasan tanpa menyebutkan sumbernya secara memadai. Sembilan, plagiarisme kode komputer atau menyalin, mengadaptasi kode sumber tanpa izin dan pengakuan terhadap pembuat kode yang sesungguhnya.
Baca: Studi: Tindakan Plagiat Sudah Masif Dilakukan Sejak SD
Sepuluh, plagiarisme berbasis sumber. Dalam arti, penulis memberikan informasi sumber yang tidak akurat dan tidak lengkap sehingga sumber tersebut tidak dapat ditemukan.
Sebelas, modifikasi teks manual. Pelaku plagiat model ini melakukan manipulasi teks dengan tujuan untuk mengelabui perangkat lunak pendeteksi plagiarisme.
"Terakhir, plagiarisme data. Melakukan fabrikasi data atau menampilkan hasil karya orang lain secara tidak benar, sehingga dapat membahayakan reputasi dari peneliti, institusi ataupun penerbit," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News