Sidang pertemuan ini diselenggarakan untuk merancang agenda global yang baru mengenai kebijakan bidang kebudayaan pascapandemi covid-19. Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan Asia-Pasifik merupakan wilayah dengan tingkat keberagaman budaya yang tinggi. Terdapat 48 negara dengan 17 zona waktu yang berbeda-beda di Asia Pasifik.
"Melalui kolaborasi regional ini, saya yakin kita akan melangkah maju menuju masa depan yang berkelanjutan, manusia dan kebudayaannya diletakkan sebagai inti dari pembangunan," ujar Nadiem dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Januari 2022.
Sementara itu, Asisten Direktur Jenderal Kebudayaan UNESCO, Ernesto Ottone mengatakan sebagai upaya memenuhi Tujuan Global Persatuan Bangsa-Bangsa (UNSDGs), UNESCO melibatkan Negara-negara anggotanya dan masyarakat internasional untuk memulai sebuah refleksi baru mengenai kebijakan kebudayaan.
Baca: Indonesia Membutuhkan 90 Juta Talenta Digital di 2035
"Memasuki Dekade Aksi terakhir, UNESCO melibatkan negara-negara anggotanya dan masyarakat internasional untuk memulai sebuah refleksi baru mengenai kebijakan kebudayaan yang dapat menyelesaikan permasalahan global seperti ketidaksetaraan, konflik, revolusi teknologi atau perubahan iklim," jelas Ernesto Ottone.
Selama empat dekade terakhir, tatanan global termasuk sektor kebudayaan telah berevolusi secara signifikan. Munculnya isu-isu baru yang menjadi pemecah hubungan antarnegara serta berbagai permasalahan global mendorong negara untuk mengadaptasi kebijakan sehingga dapat menjalankan perannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat global.
Sementara itu, pandemi covid-19 telah menunjukkan adanya kerentanan bersama pada negara-negara ketika diharuskan menghadapi situasi darurat, dan pada saat bersamaan, tetap mempertahankan keberlangsungan sosial dan ekonomi negaranya. Dalam konteks yang sama, gangguan yang dialami secara luas oleh sektor kebudayaan menunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak akan adaptasi dalam sektor tersebut.
Konferensi Kebijakan Kebudayaan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNESCO World Conference on Cultural Policies) Mondiacult 2022 kembali akan diselenggarakan oleh Pemerintah Meksiko pada 28-30 September 2022 dan akan dibuka oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay.
Konferensi ini akan membawa momentum baru dalam perkembangan dialog global terkait peran kebudayaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Sekretaris Jenderal Kemendikburistek Suharti mengatakan di Indonesia, kebudayaan adalah salah satu pilar kunci pembangunan nasional. Konstitusi jelas menugaskan Negara Indonesia untuk memajukan budaya Indonesia di tengah-tengah peradaban internasional.
"Dengan cara menjamin kebebasan masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa," ucap Suharti.
Suharti juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki dua Undang-undang (UU) untuk mengatur perlindungan dan pelestarian warisan budaya takbenda dan benda. UU ini adalah kerangka hukum yang solid untuk pemajuan kebudayaan.
"Banyak yang telah dilakukan untuk pemajuan kebudayaan, tapi belum banyak yang dilakukan untuk mengukur pencapaian yang kita pikir paling penting. Kami sadar kebudayaan memainkan peranan penting dalam pembangunan keberlanjutan," jelas Suharti.
Baca: Pemerintah Terbitkan PP Tentang Pelestarian Cagar Budaya
Pada 2019, papar Suharti, Indonesia merilis Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK). IPK ini adalah alat ukur yang kaya dan sensitif-konteks untuk mengukur dampak kebijakan dan intervensi budaya. IPK ini terdiri dari tujuh dimensi, yaitu ekonomi kebudayaan, pendidikan, ketahanan sosiokultural, warisan kebudayaan, kebebasan berekspresi, literasi budaya, dan kesetaraan gender.
Suharti juga menyampaikan, pada 2020, pemerintah Indonesia telah membuat Culture Endowement Fund yaitu dana perwalian kebudayaan seperti yang dimandatkan pada UU Pemajuan Kebudayaan. Ini guna mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan pemajuan kebudayaan seperti seni dan tradisi, juga film dan pameran.
"Dengan aksi bersama ini, maka kita membuat pembangunan berkelanjutan menjadi kenormalan baru, sebuah langkah keluar dari pandemi, krisis iklim, dan kesenjangan sosial dengan waktu bersamaan," ujar Suharti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News