"Baik di daerah 3T, pada jenjang SD, SMP, SMA, SMK ini bahkan mungkin lebih masif dari aplikasi yang lainnya," ujar Iwan dalam konferensi video, Senin 6 Juli 2020.
Tingginya minat itu dilihat Iwan dari data yang dirilis Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kemendikbud. Iwan menyebut ada peningkatan pengguna Rumah Belajar.
"Dalam bulan Maret sampai Juni sampai ada penambahan pengguna baru 3,3 juta lebih penguna Rumah Belajar. Ini masif sekali dari fitur yang ada di Rumah Belajar," ungkapnya
Namun bagi iwan, peningkatan itu bukanlah hal yang substansial. Yang terpenting baginya adalah bagaimana kompetensi guru dan siswa bisa meningkat karena Rumah Belajar.
"Tambahannya Kita meningkatkan kompetensi guru-gurunya dalam berbagai macam bentuk pelatihan yang ada," terang dia.
Plt. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno menambahkan, agar guru dapat membuka diri dalam menambah kompetensi yang dapat mendukung pembelajaran daring. Menurut Totok, Rumah Belajar hanya sebagai salah satu penunjang pembelajaran.
"Ada modul cetak, ada buku Basic Safety Training (BST) ada bacaan lain itu adalah sumber yang bisa dipilih guru, jadi tidak ada kebijakan untuk mengarahkan ke aplikasi tertentu. Sejauh ini yang masif online learning ada link-link, website, webinar itu kan resources untuk guru secara terbuka," pungkas Totok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News