Ketua BRIN Laksana Tri Handoko. DOK BRIN
Ketua BRIN Laksana Tri Handoko. DOK BRIN

Butuh Kontribusi Profesor Riset untuk Wujudkan Perubahan Ekonomi Berkelanjutan

Renatha Swasty • 07 Desember 2022 19:13
Jakarta: Konsep green and blue economy menjadi strategi prioritas bagi banyak negara pada dekade terakhir ini. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan konsep tersebut akan menjadi pendorong perubahan ekonomi berkelanjutan.
 
“Dengan begitu, negara-negara akan siap menghadapi tantangan besar yang dihadapi seperti kekurangan sumber daya, perubahan iklim, ancaman keamanan lingkungan, krisis energi dan lainnya,” ujar Handoko dikutip dalam brin.go.id, Rabu, 7 Desember 2022.
 
Handoko mengatakan hal itu menjadikan peluang bagi pemangku kepentingan di semua tingkatan dan menciptakan kemitraan dan kerja sama dalam menciptakan ide dan peluang yang inovatif. Dia menyebut untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan, Indonesia membutuhkan ketekunan sumber daya manusia yang berfokus di kepakaran tertentu, di antaranya pada bidang ekonomi hijau dan biru.

Handoko menekankan kepada Profesor Riset yang akan dikukuhkan wajib menunjukkan kontribusi terus menerus, baik pada pengembangan iptek di bidang kepakaran maupun upaya mencari solusi permasalahan bangsa.
 
Sebanyak empat periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan dikukuhkan sebagai Profesor Riset di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Atit Kanti, Puspita Lisdiyanti, Edy Giri Rachman Putra, dan Susilo Widodo.
 
Pengukuhan gelar Profesor Riset ini akan diselenggarakan pada Kamis, 8 Desember 2022 mulai pukul 08.30 WIB di Ballroom BRIN Kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Secara daring kegiatan ini dapat diikuti melalui https://linktr.ee/orasiprof.brin
 
Secara urutan nasional, Atit Kanti dikukuhkan sebagai Profesor Riset Indonesia di urutan 650 dan Puspita Lisdiyanti di urutan 651. Keduanya adalah periset di bidang mikrobiologi. Selanjutnya Edy Giri Rachman Putra (urutan 652) adalah pakar di bidang kimia fisika makrolekul, dan Susilo Widodo (urutan 653) sebagai pakar di bidang fisika radiasi. Di lingkungan BRIN, secara urutan sejak BRIN berdiri pada 2021, keempatnya menduduki urutan ke 27, 28, 29, dan 30.
 
Dalam orasi pengukuhannya, Puspita Lisdiyanti akan memaparkan biodiversitas dan pengelolaan mikroorganisme Indonesia. Dia juga memaparkan beberapa contoh potensi mikroorganisme untuk dikembangkan lebih lanjut dalam bidang kesehatan, pangan fungsional, dan lingkungan. Tidak hanya itu, perkembangan riset biodiversitas bakteri dan arkea; serta strategi untuk kemajuan riset dan inovasi di bidang kesehatan, pangan, dan lingkungan menuju Indonesia Emas 2045 juga dibahas.
 
Edy Giri Rachman Putra akan mengulas ‘Aplikasi Hamburan Neutron untuk Karakterisasi Nanostruktur Biomakromolekul’. Secara umum, pemanfaatan nuklir di bidang biologi, bioteknologi, dan nano-bioteknologi di Indonesia masih sebagai senyawa perunut atau penanda (tracer/labelling), termasuk untuk mutasi gen, diagnostik, dan terapeutik, padahal aplikasi dan pemanfaatan nuklir lainnya lebih dari itu.
 
Salah satu contohnya ialah pemanfaatan terbatas radiasi gamma untuk pengembangan vaksin. Dengan dosis yang tepat, Ia akan menjelaskan radiasi gamma dapat menghancurkan atau menonaktifkan material genetik virus tanpa merusak protein antigen permukaan. Proses tersebut untuk menghasilkan nonaktif virus atau virus yang dilemahkan (inactivated/attenuated vaccine).
 
Orasi Atit Kanti berisi telaah taksonomi keragaman jenis khamir Indonesia untuk mendukung kegiatan bioprospeksi berbasis mikroorganisme. Telaah tersebut meliputi empat bagian, yaitu pengungkapan keragaman dan keunikan fisiologi jenis khamir Indonesia termasuk pengungkapan taksa baru, perlunya depositori mikroorganisme untuk menjamin viabilitas yang tinggi, pentingnya distribusi khamir untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan biofuel dan bioindustri, dan kerja sama kultur koleksi dalam pengelolaan mikroorganisme dan peluang pemanfaatannya untuk keuntungan ekonomi.
 
Dia juga akan menjabarkan peluang dan tantangan dalam pengelolaan berbasis khamir untuk mendukung pengembangan kegiatan penelitian biofuel dan bioindustri.  Berikutnya, Susilo Widodo dalam orasi ilmiahnya yang berjudul ‘Sistem Radionuklida untuk Mendukung Traktat Pelarangan Uji Coba Nuklir’, akan menyampaikan Radionuklida merupakan ciri khas suatu ledakan nuklir. Traktat CTBT (Comprehensive Nuclear-Test Ban Treaty) melarang uji coba bom nuklir di seluruh sudut bumi dan angkasa.
 
Selain menjadi ancaman perdamaian dunia, setiap uji coba nuklir menyisakan nuklida radioaktif atau radionuklida yang mencemari lingkungan. Sistem deteksi radiasi atau radionuklida terus berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan tingkat pengetahuan tentang radionuklida, radiasi pengion, dan berbagai aplikasinya.
  
Baca juga: BRIN Dorong Kolaborasi Negara G20 Terkait Riset Blue dan Green Economy
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan