Ilustrasi. DOK Pexel

Data Diretas, Karya Ilmiah dan Jurnal Bisa Tergadai ke Pihak Asing

Ilham Pratama Putra • 28 Juni 2024 11:53

Jakarta: Peretasan pada Pusat Data Nasional (PDN) 2 berdampak pada sejumlah, salah satunya layanan pendidikan. Peretasan pada layanan pendidikan bisa berdampak pada data pengajaran.

"Bisa menyasar ke data pengajaran seperti nilai dan perkuliahan, tapi juga dengan repositori karya ilmiah, proyek penelitian, dan pengabdian masyarakat yang ada di dalamnya," kata pengamat pendidikan, Totok Amin, kepada Medcom.id, Jumat, 28 Juni 2024.

Dia khawatir apabila sampai ditembus, peretasan berpotensi menggadai karya intelektual. Artinya, karya ilmiah yang dihasilkan bisa diambil dan diakui pihak asing karena data sudah hilang.

"Kalau sampai tembus dan bisa diolah oleh algoritma bisnis dan politik, dengan bantuan AI, maka karya anak bangsa menjadi olahan pihak asing secara mudah," tutur dia.

Apalagi, data tersebut bersifat data mentah atau raw data. Hal ini akan membuat pendidik akan sedih.

"Hal ini terutama untuk data yang berkaitan dengan keunggulan hayati dan kekayaan intelektual kita. Hari yang sedih buat para pendidik dan akademisi bila basis data pendidikan jebol juga," tutur dia.

Pusat Data Nasional (PDN) 2 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diserang ransomware. Sejumlah layanan terdampak, salah satunya milik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

"Memang betul terdapat 47 domain layanan atau aplikasi Kemendikbudristek di bidang pendidikan dan kebudayaan yang terdampak," kata Direktur SD Kemendikbudristek, Muhammad Hasbi, kepada Medcom.id, Rabu, 26 Juni 2024.

Ia mengatakan 47 layanan tersebut belum bisa diakses kembali. Layanan itu antara lain Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), Beasiswa Pendidikan, KIP Kuliah, Perizinan Film.