"Kita injeksikan computional thinking pada siswa kita. Computional thinking adalah cara hidup menghadirkan solusi efektif dengan logika matematis, namun dengan bahasa sosial," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ali Ramdhani dalam webinar One Day Expo Madrasah 'Mimpi Besar Membangun Madrasah', Kamis, 24 Desember 2020.
Menurut dia, hal ini jadi bagian revolusi kurikulum. Artinya, menghadirkan pendidikan yang adaptif untuk masa depan bukan, namun bukan berarti merombak keseluruhan model pendidikan.
"Kita ingin alumni madrasah yang memahami dan menggerakan teknologi, digitalisasi adalah penting bagi masa depan kita. Bebeapa bulan lalu ada intervensi pada kurikulum, bukan kurikulum merdeka, tapi revolusi kurikulum ini menghadirkan yang kekinian dari pembelajaran," jelas Ali.
Baca: Kemenag: Madrasah Tak Bisa Lagi Dipandang Sebelah Mata
Ali menjelaskan, kemampuan computional thinking madrasah saat ini sudah mulai terbentuk. Kemampuan berpikir itu bahkan diklaim telah diakui dunia.
Ali menyampaikan, untuk kompetensi computional thinking, madrasah telah membuat mata internasional terbelalak. Madrasah mendapatkan peringkat kelima dalam menciptakan pendidikan berbasis computional thinking.
"Kita ada di ranking lima dunia untuk cara computional thinking dari madrasah kita, apa enggak keren itu? Kita ingin menghadirkan pendidikan madrasah yang hebat dan bermartabat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
