Jakarta: Pesantren berkontribusi dalam berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pesantren juga berperan besar dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam mengawal pemahaman keagamaan masyarakat yang tawassuth atau moderat.
"Saya meyakini bahwa pesantren adalah tonggak utama dalam mengawal moderasi beragama," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi dalam sambutannya pada Haflatul Ikhtitam Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di Kedoya, Jakarta, Sabtu, 3 April 2021.
Menurutnya, moderasi beragama tidak akan dapat tercipta tanpa prinsip adil dan berimbang. Prinsip seperti ini yang selama ratusan tahun diajarkan di lingkungan pesantren.
Baca: UB Terima 551 Mahasiswa KIP Kuliah Jalur SNMPTN
Islam wasathiyah, atau Islam tengahan, lanjut Zainut, sesungguhnya menjadi solusi antara dua ekstremitas beragama. Pertama, ekstrimitas beragama yang bersumber dari tafsir agama yang tekstualis, literer dan hanya berdasar pada dhohir nash.
"Sehingga, menyebabkan pemahaman agama yang sempit, konservatif dan ultrakonservatif, yang pada titik tertentu dapat membenarkan kekerasan dan kebencian atas nama agama," terangnya.
Sedangkan yang kedua, kata dia, ekstremitas agama yang ingin melepaskan diri dari teks-teks agama dan mengarah pada pemahaman agama yang bebas dan liberal. "Pemerintah meyakini, pengetahuan agama Islam secara menyeluruh dan mendalam yang adil dan berimbang, banyak bermula dari tradisi pembelajaran di pesantren," jelasnya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan