Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek, Yudi Darma. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek, Yudi Darma. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Ratusan Kampus Terlibat Katalisator Kemitraan Berdikari

Ilham Pratama Putra • 26 September 2025 14:40
Lampung: Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama ratusan kampus melakukan diseminasi hasil riset terapan. Riset dilakukan melalui program katalisator kemitraan berdikari.
 
"Saat ini ada 100 proposal riset yang satu judul proposal itu bisa dikerjakan lebih dari satu kampus, jadi mereka (kampus) membentuk kelompok konsorsium. Artinya itu mungkin dijalankan bisa lebih dari 100 kampus," kata Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek, Yudi Darma, di Politeknik Negeri Lampung, Jumat, 26 September 2025.
 
Salah satu kampus yang turut dalam program ini adalah Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang menjalankan empat riset terapan sekaligus. Riset mulai dari peningkatan produksi dan kualitas pisang di Lampung, implementasi smart precision farming, pengembangan manajemen gulma ramah lingkungan dengan bioherbisida hingga peningkatan nilai tambah ekonomi petani kopi robusta.

"Nah jadi ini bukti kalau Polinela ini punya kemampuan gitu untuk mengidentifikasi dan merumuskan isu-isu yang menarik gitu ya yang ada di sekitar Lampung untuk mereka selesaikan," ujar Yudi.
 
Yudi menjelaskan dalam program Katalisator Kemitraan Berdikari ini terdapat dua skema yang tersedia, yakni skema Emas (Ekonomi Mandiri dan Sejahtera) serta skema Berlian (Berdaya saing, efektif dan berkelanjutan).
 
Polinela menjalankan skema Emas di semua judul proposal yang dikerjakan. Riset yang dilakukan berfokus pada pengembangan produk tepat guna demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelesaikan masalah lokal dan meningkatkan nilai jual komoditas unggulan daerang.
 
Total anggaran yang dikucurkan untuk program ini sebesar Rp4 miliar dengan rata-rata satu judul skema Emas berkisar Rp300-500 juta dan skema Berlian Rp750 juta.
 
Baca juga: Bertepatan dengan Hardiknas 2025, Kemendiktisaintek Luncurkan 'Diktisaintek Berdampak' 

"Nah pada periode ini skema Emas ini ada 89 proposal dan yang Berlian ada 11 judul proposal," ujar Yudi.
 
Wakil Direktur 4 Bidang Kerjasama Polinela, Eko Win Kenali, menjelaskan proposal yang diajukan telah melalui jalan panjang, mulai dari seleksi di tingkat daerah, hingga di tingkat pusat. Dia menyebut riset ini membantu pengembangan pengelolaan program hingga pada hilirisasi.
 
Ia mencontohkan program implementasi smart precision farming, supply chain management dan teknologi pengolahan inovatif untuk mendukung ketahanan nasional. Program ini diimplementasikan untuk usaha tani cabe bersama masyarakat di lahan Gapoktan Sumberkaton dengan luas 1,4 hektare. 
 
Di lahan itu, setiap panen biasanya mendapatkan hasil 1 ton cabe. Namun, dengan pengembangan riset, panen meningkat 100 persen menjadi 2 ton. 
 
Tak hanya meningkatkan panen melalui teknologi yang dikembangkan, masyarakat juga dibantu untuk pemasaran. "Jadi artinya petannya agak tenang kalau untuk urusan penjualan. Dan kita melakukan pendampingan ini agar fokus ke teknologi pengolahan hasil pangan," jelas Eko.
 
Eko mengatakan program ini benar-benar berjalan sesuai nama dan tujuannya. Dosen, peneliti, industri, pemerintah, mahasiswa dan masyarakat semua terlibat dalam pengembangan riset yang dilakukan.
 
"Secara nyata program ini mendukung pengembangan wilayah, jadi tidak hanya program buat kampus tapi untuk semua," tutur Eko.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan