Mendikdasmen Abdul Muti. Foto: Metro TV
Mendikdasmen Abdul Muti. Foto: Metro TV

Deep Learning, Muatan Mata Pelajaran di Sekolah Bakal Berkurang

Ilham Pratama Putra • 15 April 2025 16:24
Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menanamkan konsep pendekatan pembelajaran baru dalam kurikulum. Konsep tersebut disebutnya sebagai Deep Learning atau pembelajaran mendalam.
 
Di dalamnya, terdapat pula konsep yang ia sebut sebagai pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful. Hal ini memang merupakan satu hal yang baru dalam pembelajaran di Indonesia.
 
Konsep deep learning ini akan mengurangi muatan dalam mata pelajaran. Ini akan berlaku di semua mata pelajaran.

"Yang dikurangi muatan semua mata pelajaran," kata dia di kantor Kemendikdasmen, Jumat 15 April 2025.
 
Terkait, berapa persen pengurangan muatan mapel, Mu'ti meminta awak media bertanya kepada kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Toni Toharudin. Menurutnya, aturan terkait itu akan diterbitkan.  
 
Sebelumnya, Mu'ti mengatakan terdapat miskonsepsi di masyarakat terkait konsep Deep Learning dalam pembelajaran. Ia menegasakan jika Deep Learning atau pembelajaran mendalam itu bukanlah kurikulum.
 
"Apalagi dikatakan mengganti label Kurikulum Merdeka" jelas dia dalam siaran youtube TVMU Channel, Senin 17 Februari 2025.
 
Miskonsepsi yang terjadi kata dia terbilang liar. Bahkan mulai ada yang membandingkan Deep Learning dengan Kurikulum Merdeka.
 
"Itu dibanding-bandingkan begitu, padahal ini tidak menganti label kurikulum yang suda ada," jelasnya.
 
Baca juga:  Abdul Mu'ti Sebutkan, Penjurusan SMA Ternyata Juga Diterapkan di 4 Negara Maju Ini

 
Ia menerangkan jika deep learning adalah sebuah konsep yang menekankan pembelajaran yang mindful, meaningful dan  joyful. Yang mana secara prinsip tak ada perubahan kurikulum.
 
"Dalam kaidah pikir kita memperbaiki yang belum baik secara prinisip (penyelenggaraan pembelajaran," ungkap dia.
 
Mu'ti berharap Deep Learning bisa mengubah pendekatan pembelajran. Dan itu tak ada kaitannya dengan Kurikulum Merdeka.
 
"Ini memang bagian dari kebijakan yang kami terapkan dalam memperbaiki pembelajaran di Indonesia," tutupnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan