Artinya, seseorang dianggap tidak miskin apabila memiliki pengeluaran setidaknya Rp148.750 per minggu atau sekitar Rp21.250 per hari. Benarkah dengan pengeluaran Rp21 ribu per hari seseorang tidak dianggap miskin di Indonesia?
Sebenarnya, tidak ada angka pasti garis kemiskinan yang dihitung per hari untuk setiap orang. Garis kemiskinan lebih dari sekadar angka dan mencakup kebutuhan dasar hidup.
Yuk kita pelajari lebih lanjut biar makin paham dikutip dari akun Instagram @bps_statistics:
Pengertian garis kemiskinan
Garis Kemiskinan (GK) adalah batas nilai pengeluaran minimum yang dibutuhkan seseorang atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar selama sebulan. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan makanan dan non-makanan agar seseorang tidak dikategorikan sebagai miskin.Terdapat dua jenis garis kemiskinan, yaitu:
Jenis garis kemiskinan
1. GK per Orang (Per Kapita)
Ini adalah rata-rata pengeluaran minimum yang diperlukan oleh setiap individu untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tidak dianggap miskin.2. GK per Rumah Tangga
Merupakan rata-rata pengeluaran minimum yang harus dipenuhi oleh sebuah rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Perhitungannya dengan mengalikan GK per kapita dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga (ART) pada rumah tangga miskin.Kenaikan garis kemiskinan di Indonesia
Garis kemiskinan di Indonesia terus naik dari tahun 2020 hingga 2024. Pada Maret 2024, garis kemiskinan untuk rumah tangga mencapai Rp2.803.590, sedangkan untuk perorangan berada di angka Rp595.242. Kenaikan ini menunjukkan standar kebutuhan dasar masyarakat semakin meningkat.Setiap provinsi mempunyai garis kemiskinan berbeda-beda. Beberapa wilayah mencatat angka lebih tinggi karena biaya hidup lebih mahal dibandingkan dengan daerah lainnya. Ini menggambarkan perbedaan kondisi ekonomi di berbagai daerah.
Pada September 2023, pendataan tidak dilakukan, tapi data dari waktu lainnya tetap memperlihatkan pola yang sama, yaitu kenaikan standar kebutuhan. Hal ini penting untuk terus dipantau karena berpengaruh pada kondisi hidup masyarakat.
Dengan garis kemiskinan yang terus naik, pemerintah perlu memastikan kebijakan pengentasan kemiskinan berjalan baik agar semua orang bisa memenuhi kebutuhan dasarnya.
Baca juga: Per September 2024, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Turun Jadi 24,06 Juta Orang |
Alasan garis kemiskinan di setiap daerah berbeda
Garis kemiskinan di Indonesia berbeda-beda di tiap daerah, tergantung biaya hidup setempat. Misalnya, pada September 2024, DKI Jakarta mempunyai garis kemiskinan tertinggi, yaitu Rp4.238.886 per rumah tangga per bulan. Sementara itu, Sumatera Selatan Rp2.844.888, dan Nusa Tenggara Barat lebih rendah, yaitu Rp2.231.600.Perbedaan ini dipengaruhi oleh harga barang dan pendapatan di tiap daerah. Jadi, penting untuk menggunakan angka garis kemiskinan yang sesuai dengan kondisi lokal. Dengan begitu, pemerintah bisa lebih efektif dalam mengurangi kesenjangan antarwilayah.
Contoh studi kasus
Keluarga Pak Budi tinggal di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 anggota rumah tangga. Berikut rincian rata-rata pengeluaran harian mereka:1. Budi (Kepala Keluarga), 41 tahun, petugas kebersihan:
Pengeluaran: Rp30.000 (untuk rokok dan bensin)
2. Wati (Istri), 40 tahun, ibu rumah tangga:
Pengeluaran: Rp70.000 (untuk makan keluarga dan kebutuhan rumah tangga)
3. Abyan (Anak pertama), 15 tahun, sekolah:
Pengeluaran: Rp10.000 (untuk jajan)
4. Fitri (Anak kedua), 11 tahun, sekolah:
Pengeluaran: Rp5.000 (untuk jajan)
5. Reza (Anak ketiga), 8 tahun, sekolah:
Pengeluaran: Rp5.000 (untuk jajan)
Rata-rata pengeluaran per hari: Rp120.000
Rata-rata pengeluaran per bulan: Rp120.000 x 30 = Rp3.600.000
Rata-rata pengeluaran per orang per bulan Rp3.600.000 ÷ 5 anggota rumah tangga = Rp720.000
Apakah rumah tangga Pak Budi termasuk rumah tangga Miskin?
Berikut rincian rata-rata pengeluaran per orang per bulan untuk keluarga Pak Budi:
Rata-rata pengeluaran per orang per bulan: Rp720.000
Garis Kemiskinan (GK) per orang per bulan di Provinsi DKI Jakarta: Rp846.085
Karena rata-rata pengeluaran per orang per bulan keluarga Pak Budi di bawah garis kemiskinan, maka bisa disimpulkan rumah tangga Pak Budi termasuk rumah tangga miskin.
Namun, penting diingat meskipun pengeluaran di atas garis kemiskinan, itu tidak berarti seseorang pasti kaya. Bisa saja, mereka termasuk rentan miskin, menengah ke bawah, atau dalam kondisi lainnya.
Jadi, garis kemiskinan berbeda di setiap daerah karena dipengaruhi biaya hidup setempat. Memahami hal ini penting agar kebijakan yang dibuat dapat mengurangi kesenjangan dan memastikan semua orang memenuhi kebutuhan dasar mereka. (Nanda Sabrina Khumairoh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id